Dinilai Berbahaya, Ternyata Ada Cara Khusus Tekuni Olahraga CrossFit

Crossfit
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA – Sekarang, banyak orang yang sudah peduli pada kesehatannya. Salah satu cara yang dilakukan, adalah dengan melakukan olahraga secara rutin, karena terbukti dapat membuat tubuh lebih bugar dan menjauhkan kita dari berbagai penyakit. 

National Sports Therapist Course 2024: Meningkatkan Kompetensi Terapis Olahraga untuk Mendukung Prestasi dan Kebugaran Masyarakat

Nah, buat orang-orang yang sudah terbiasa dan akhirnya menjadi penggemar, menjalani jenis olahraga mainstream tentu sudah bosan dan tak lagi jadi tantangan. Akhirnya, mereka beralih ke jenis lain dengan intensitas tinggi. 

Salah satu olahraga berintensitas tinggi yang kini sedang tren dan digemari, adalah CrossFit. Jenis olahraga ini dinilai efektif membantu seseorang meningkatkan kebugaran, dan membakar sejumlah kalori dalam waktu yang relatif singkat.

Terpopuler: Shio Kerbau Dapat Angin Segar di 2025, Gak Makan Sebelum Olahraga Banyak Bakar Lemak?

Menurut kajian American Council on Exercise, dengan meramu latihan fisik yang tepat, wanita yang berlatih CrossFit bisa membakar kalori lebih banyak dibandingkan olahraga reguler.

Studi ini menyebutkan, rata-rata kalori yang terbakar usai melakukan olahraga ini sekitar 12,3 kalori per menit. Founder and Chief Marketing Officer ReFIT Indonesia, Mela Gunawan mengatakan, mayoritas penggemar fitness atau gym cenderung memilih CrossFit, lantaran latihan ini dianggap dapat memberikan tantangan. 

Tidak Makan Sebelum Olahraga Bisa Bakar Lemak Lebih Banyak? Begini Jawaban dr Tirta

“Di samping itu, mereka juga merasa CrossFit adalah jenis olahraga yang sedang ngetren atau kekinian,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu 29 Februari 2020. 

Namun, dalam Journal of Strength and Conditioning Research yang dipublikasikan Ohio State University, tercantum karena CrossFit masuk dalam kategori intensitas olah fisik yang cenderung tinggi dan menyedot stamina, risiko cedera juga cukup tinggi.

Kajian ilmiah ini menyebutkan, sekitar 16 persen dari penyuka CrossFit terpaksa berhenti berolahraga karena cedera otot. 

Mela mencermati kemungkinan terjadinya cedera pada CrossFitter (penggemar CrossFit), biasanya karena belum melakukan tes fitness level dan langsung menjalaninya tanpa didampingi oleh pelatih yang tersertifikasi.

Ia mengimbau penggemar olahraga untuk mengevaluasi ulang kemampuan fisik, berdasarkan rekam medis mengenai kesehatannya sebelum melakukan latihan CrossFit. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko atau bahaya yang mungkin terjadi.

"Sebelum memilih untuk melakukan CrossFit sebaiknya kita sudah mengetahui sejarah kesehatan diri sendiri. Selain itu, kita juga perlu berkonsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu, atau dengan pelatih kebugaran agar kita tepat memilih jenis olahraga yang akan dilakukan,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya