Tenaga Medis China Alami Depresi saat Tangani Kasus Corona

Pasien corona.
Sumber :
  • RFI Hausa

VIVA – Penyebaran virus corona Covid-19 di China belum juga mereda. Hingga Jumat ini tercatat ada 78.824 kasus dan 2.788 kematian akibat virus corona ini di China.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Tingginya kasus virus corona di China membuat para tenaga medis di sana yang datang dari seluruh China bekerja lebih keras dibanding sebelumnya. Hal ini membuat para tenaga medis merasa kelelahan.

Selain itu, ketersediaan peralatan medis juga semakin berkurang di sana. Menurut Oriental Daily, tenaga medis di sana mengatakan bahwa masker N95, masker, kacamata, pakaian pelindung dan sarung tangan serta peralatan pelindung lainnya sangat langka. 

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Selain itu, kulit mereka juga mengalami ruam yang menyakitkan di tangan karena harus mencuci tangan setelah menangani para pasien. Tidak sampai di situ, mereka juga memiliki ulkus di dahi dan telinga mereka karena harus memakai masker dan pakaian pelindung untuk waktu yang lama.

“Mengenakan 4 lapis sarung tangan membuat kita sangat sulit untuk melakukan sesuatu. Kami bahkan tidak dapat membuka kemasan peralatan medis sehingga merupakan tantangan besar untuk membantu pasien dengan suntikan," kata seorang tenaga medis seperti dikutip dari laman World of Buzz.

Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

Penderitaan para tenaga medis tidak sampai di situ, terkadang mereka tidak makan atau minum air apa pun dua jam sebelum memasuki bangsal isolasi untuk menghemat waktu. Selain itu, mulut para tenaga medis sering melepuh dan bahkan banyak dari mereka yang pingsan karena gula darah rendah dan/atau kadar oksigen rendah.

Mereka tidak hanya kelelahan secara fisik tetapi juga secara mental dan mereka. “Meskipun kami adalah perawat profesional, kami juga manusia, dan seperti orang lain, kami merasa tidak berdaya, cemas dan takut. Kami adalah kelompok yang paling berisiko tertular penyakit coronavirus pada tahun 2020," kata seorang tenaga medis.

Pada saat artikel ini ditulis, diketahui setidaknya ada 1.716 staf medis di Cina yang terinfeksi virus corona dan sekitar sembilan dari mereka telah meninggal dunia. Sekitar 14.000 staf pendukung medis datang dari seluruh China untuk membantu tetapi itu tidak cukup.

“Tetapi kami membutuhkan lebih banyak bantuan. Kami meminta perawat dan staf medis dari seluruh dunia untuk datang ke Cina untuk membantu kami memerangi epidemi," kata lainnya.

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024