Hati-hati, Nikmatnya Risoles Mayonaise Sebabkan Kolesterol Meningkat
- Cookpad/Lizna Ananda
VIVA – Keberadaan mayonaise sebagai pelengkap makanan dapat membantu menambah rasa makanan menjadi lebih lezat. Tidak heran, jika mayonaise banyak digemari. Namun, kamu tetap harus berhati-hati saat mengonsumsinya, karena makanan lezat satu ini bukan berarti minim risiko kesehatan.
Salah satu makanan yang kerap ditambahkan mayonaise ke dalamnya adalah risoles atau risol. Di mana dalam satu buah risoles tersebut, terdapat irisan daging ham, telur rebus dan mayonaise. Nah, jika kamu menyukai kudapan satu ini, sebaiknya mulai sekarang batasi konsumsinya.
Dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Rabu 19 Februari 2020, spesialis gizi klinik, Dr. dr Samuel Oetoro MS SpGK(K), mengatakan kalau risol berisi mayonaise sangatlah tidak sehat, karena terbuat dari bahan-bahan yang juga tidak sehat. Bahkan, konsumsi berlebihan bisa menyebabkan kolesterol meningkat.
"Itu sangat tidak sehat (risol isi mayones). Karena itu sudah digoreng, mengandung tepung, mayonaise tinggi lemak, itu bisa menyebabkan kolesterol meningkat," ujarnya.
Mayonaise diketahui terbuat dari minyak, kuning telur mentah, jus lemon atau cuka, garam dan mustard. Secangkir mayones, mengandung 1440 kalori, 24 gram lemak jenuh, dan 160 gram lemak. Lalu, berapa batas aman konsumsi risol yang diisi dengan mayonaise?
"Tergantung kondisi tubuh. Kalau sehat dan punya berat badan ideal, seminggu boleh dua kali. Tapi, kalau Anda kegemukan, memiliki kolesterol tinggi, hanya boleh sebulan sekali," kata dia.
Samuel turut memberikan tips bagaimana cara konsumsi mayones agar lebih sehat.
"Konsumsi mayonaise yang terbuat dari bahan-bahan yang sehat, pakai minyak zaitun, dan kuning telur yang matang, silakan konsumsi mayonaise seperti itu. Kalau berat badan ideal, boleh konsumsi mayonaise 2-3 kali seminggu. Tapi buat yang obesitas hati-hati, karena kalorinya tinggi," kata dr. Samuel.
Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu
Kanker payudara salah satu penyakit paling umum yang menyerang perempuan di dunia. Deteksi dini meningkatkan peluang pengobatan yang efektif dan harapan hidup.
