Kemenkes Belum Punya Konsep Jemput WNI yang Terinfeksi COVID-19
- reporter
VIVA – Pemerintah Indonesia mengaku telah memiliki opsi penjemputan untuk seluruh WNI yang saat ini tengah menjalani karantina di Kapal Diamond Princess. Meski demikian, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto, tidak ingin terburu-buru menjemput mereka.
"Kenapa Diamond Princess agak berbeda, dan kenapa Menkes memberikan saran ke Menlu untuk tidak buru-buru menjemput mereka, karena harus ada kajian lebih dalam lagi, karena menjelang hari ke 14 ada yang positif ini yang harus dilakukan,"ungkap Yuri saat ditemui di JIExpo, Kemayoran, Rabu, 19 Februari 2020.
Yuri sendiri mengungkapkan bahwa negara lain memang sudah mengambil sejumlah tindakan terhadap warga negara yang masih dikarantina di Diamond Princess. Ia mencontohkan, bahwa Singapura dan Hongkong telah mengirim tim medis untuk menghitung warga mereka.
"Kita belum punya konsep (pemulangan) yang pasti karena kita mengikuti keputusan Jepang seperti apa, mudah-mudahan dapat arahan. Semakin cepat pulang semakin baik, tapi tidak hanya itu, pulang dalam keadaan baik, baik untuk dia dan baik untuk keluarganya, bukan memindahkan sumber penyakit, kita tidak boleh emosional," kata Yuri.
Yuri mengatakan bahwa terkait pemulangan bukan perkara menjemput. Melainkan butuh rangkai kajian ahli untuk mengetahui dampak kesehatan yang mungkin muncul dari pemulangan tersebut.
"Karena bukan memindahkan hidup orang tapi kehidupan orang," ungkap Yuri.
Seperti diketahui, tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi
"Berdasarkan komunikasi kita terakhir, termasuk pembicaraan dengan Duta Besar Jepang, maka diperoleh informasi bahwa tiga dari 78 kru WNI dinyatakan confirmed. Nah, 3 WNI tersebut adalah dari total 446 (penumpang kapal) per saat ini yang dinyatakan confirmed (virus corona)," ujar Retno di Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Februari 2020.