Usai Cek Lab, WHO Sebut Indonesia Kompeten Deteksi Virus Corona
- ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI/mrh/aww
VIVA – Virus Corona baru yang saat ini telah terkonfirmasi di 28 negara, hingga kini belum ada kasus positifnya di Indonesia. Sejumlah pihak khawatir bahwa pemerintah Indonesia belum mampu mendeteksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan tersebut.
Bahkan dalam sejumlah pemberitaan, perwakilan WHO untuk Indonesia, Dokter Navaratnasamy Paranietharan, di Jakarta, juga menyatakan hal yang sama. Padahal, sejumlah tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia, telah mengonfirmasi adanya warga yang terjangkit virus ini di negara mssing-masing.
Tapi baru-baru ini Medical Officer WHO untuk Indonesia, Dr Vinod Kumar Bura, memberi pernyataan lain. Setelah melihat langsung lab bio molekular di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, yang merupakan tempat untuk mengonfirmasi virus Corona Baru, Vinod mengatakan bahwa Indonesia punya kompetensi untuk mendeteksi virus tersebut.
"Kita semua telah mendapat penjelasan dari Bu Vivi dan Pak Siswanto tentang proses dan prosedur, dan semua fasilitas, dan kami bisa mengonfirmasi bahwa Indonesia punya kit atau peralatan untuk mendeteksi novel corona virus. Dan labnya juga punya kompetensi untuk mendeteksinya," ungkap Vinod saat ditemui di Kantor Badan Litbangkes, di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020.
Vinod juga memaparkan bahwa hingga saat ini Indonesia telah melakukan pemeriksaan pada lebih dari 60 sampel dan masih belum dikonfirmasi virus corona baru.
"Jadi menurut kami labnya sangat kapabel dan telah memiliki semua keperluan Reagen untuk memeriksa kasus ini," ungkap Vinod.
Meski demikian, lanjut Vinod, Indonesia yang merupakan negara cukup besar juga harus tetap mempersiapkan dengan matang untuk mengantisipasi penyakit ini. Menurutnya penting untuk membangun kesadaran tentang penyakit ini hingga ke masyarakat.
"Saya pikir Indonesia juga sudah mempersiapkan, bahwa semua pihak harus punya kesadaran, masyarakat juga harus sadar dan semua fasilitan juga berfungsi," kata dia.
"Jadi ini semua masih berlangsung dan ini kan penyakit baru, dan ini baru kurang lebih sebulan, kita terus memointor penyakit ini bagaimana perkembangan penyakit ini, karena penyakit ini tidak diketahui sebelumnya. Jadi kita terus memonitor dan memantau dan memastikan persiapan sudah dengan level tertinggi," katanya lagi.