Remdesivir, Obat Untuk Virus Corona Bakal Dipatenkan

Ilustrasi penelitian virus
Sumber :
  • www.pixabay.com/Prylaler

VIVA – Peneliti di China telah mematenkan secara nasional untuk menggunakan obat anti-virus, remdesivir, yang diyakini mampu mengatasi wabah akibat infeksi virus corona. Para peneliti rencananya akan melakukan uji coba atas obat anti-virus tersebut yang sudah ada dalam eksperimen Gilead Sciences Inc Drug (Perusahaan Obat Ilmuwan Gilead).

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Pengajuan hak paten oleh The Wuhan Institute Virologi, China ini telah dilakukan sejak 21 Januari 2020. Jika pengajuan tersebut disetujui, Gilead harus meminta persetujuan pemilik atas hak paten di China itu untuk menjual obat anti virus tersebut di luar China.

"Hal baik dalam memiliki hak paten adalah bahwa hal itu akan mengarah pada situasi subsidi silang yang memberi China lebih banyak tawaran dalam menegosiasikan biaya lisensi dengan Gilead," ujar mitra senior di AllBright Law Offices, Beijing, Wang Yanyu, dikutip dari laman Straits Times, Jumat 7 Februari 2020.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Langkah untuk mendapatkan hak paten ini sebagai bentuk lisensi wajib yang seharusnya dilakukan oleh banyak negara dalam mematenkan obat saat situasi darurat nasional. Pengajuan hak paten juga perlu adanya bukti bahwa obat tersebut memang efektif pada infeksi virus corona.

"Hal itu masuk akal. Karena sebagian besar pasien ada di sini, bukan di Amerika yang membuat Gilead tidak mungkin melakukan semua tes (uji klinis pada manusia)," tuturnya lagi.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Pada Selasa lalu, peneliti di China dalam jurnal Cell Research telah menemukan bahwa remdisivir yang dikelola Gilead dan juga chloroquine, sebuah obat berusia 80 tahun dan digunakan untuk malaria, sangat efektif mencegah virus corona menginfeksi tubuh. Obat ini juga sudah digunakan dan efektif untuk tangani Ebola dan Severe Acute Resporatory Syndrome (SARS).

Pihak Gilead juga sudah memulai uji klinis pada pasien di China menggunakan remdesivir tapi cukup kesulitan karena terhalang beberapa prosedur investigasi. Gilead juga menjelaskan tengah mengembangkan manufaktur remdesivir untuk membentuknya melawan wabah virus di kemudian hari.

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024