5 Mitos Tentang Kanker Payudara yang Sering Dipercaya

Ilustrasi kanker payudara
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Kanker payudara menjadi salah satu ancaman yang kerap menghantui banyak perempuan, khususnya di Indonesia. Menurut data, angka kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. 

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Sayangnya, pemahaman dan edukasi masyarakat mengenai kanker payudara hingga kini masih belum optimal. Banyak masyarakat yang masih percaya akan mitos dan hoax yang sering berdear. 

Seperti dilansir dari Healthline, Selasa, 4 Februari 2020, berikut ini lima mitos terkait kanker payudara yang masih kerap dipercaya. 

Penting! Ini Cara Sederhana Deteksi Dini Kanker Payudara

Jika merasakan benjolan di payudara berarti menderita kanker payudara

Sebagian besar benjolan payudara bukan kanker payudara. Benjolan dapat bervariasi ukurannya berdasarkan waktu siklus menstruasi, mungkin disebabkan oleh kondisi fibrokistik. Dan lokasinya mungkin terasa sama saat melakukan pemeriksaan sendiri pada kedua payudara.

Tak Hanya Untuk Alat Deteksi, Kepala BPOM Ungkap Manfaat Radioisotop untuk Kanker

Kondisi fibrokistik payudara sering terjadi pada wanita mulai usia 20 tahun hingga menopause. Benjolan yang terasa hanya pada satu payudara mungkin merupakan tumor jinak atau bukan kanker. Tapi, hanya untuk memastikan, bicarakan dengan dokter jika Kamu merasakan benjolan di payudara.

Jika merasakan sakit pada payudara berarti menderita kanker payudara

Hal yang umum bagi wanita usia subur untuk merasakan sakit pada payudara mereka pada waktu-waktu tertentu selama siklus menstruasi, terutama sesaat sebelum menstruasi.

Tetapi jika khawatir tentang rasa sakit di payudaramu, berapa pun usia Kamu, pergilah ke dokter untuk pemeriksaan.

Jika tidak memiliki gejala di payudara berarti tidak menderita kanker payudara

Banyak orang yang didiagnosis menderita kanker payudara tidak memiliki gejala. Selain pemeriksaan sendiri dan tes payudara tahunan, Kamu harus menjalani mammogram secara teratur. Terlebih jika Kamu termasuk dalam rentang usia yang disarankan untuk melakukan screening.

Jadwal untuk mammogram reguler tergantung pada usia. Mammogram membantu mendeteksi kanker payudara sebelum menyebabkan gejala, memungkinkan Kamu untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan dini.

Menderita kanker payudara berarti akan kehilangan payudara

Tidak semua orang dengan kanker payudara yang memilih operasi harus menjalani mastektomi lengkap. Berbagai jenis operasi konservasi payudara dimungkinkan, tergantung pada luasnya tumor.

Banyak wanita dengan kanker payudara stadium awal dapat memiliki pengobatan yang efektif dengan operasi pengangkatan tumor yang disebut lumpektomi atau mastektomi parsial.

Kanker payudara berarti harus menjalani kemoterapi

Apakah kemoterapi direkomendasikan untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan kanker payudara stadium awal tergantung pada jenis, stadium dan skor kekambuhan kanker payudara. Skor kekambuhan membantu menentukan apakah Kamu akan mendapat manfaat dari kemoterapi.

Beberapa orang dengan kanker payudara stadium awal atau stadium lanjut menerima terapi hormon atau terapi yang ditargetkan untuk reseptor HER2 (jika jenis kanker payudara HER2-positif) pada permukaan sel kanker mereka. Terkadang ini direkomendasikan sebagai pengganti kemoterapi atau sebagai tambahan kemoterapi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya