Ditantang Tidur di Tempat Observasi Corona Natuna, Ini Jawaban Menkes

Menkes Terawan Agus Putranto
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Wabah virus corona menimbulkan kekhawatiran tersendiri untuk masyarakat dunia, termasuk juga Indonesia. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi Warga Negara Indonesia atau WNI dari China ke Tanah Air. Mereka para WNI dari Hubei, untuk sementara di karantina di Natuna. Hal ini ternyata menimbulkan pro dan kontra.

Dilantik Jadi Penasihat Khusus Prabowo, Segini Gaji yang Didapat Luhut hingga Terawan

Banyak yang tak setuju dengan keputusan sepihak pemerintah menempatkan WNI tersebut di Natuna. Bahkan hal ini membuat Anggota DPR Fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning ikut berkomentar.

Dia meminta agar menteri kesehatan dan pimpinan Komisi IX DPR ikut tidur bersama WNI dari China yang diobservasi di Natuna. Hal ini untuk meyakinkan warga Natuna bahwa ratusan WNI tersebut sehat terbebas dari Virus Corona.

Dilantik Prabowo Jadi Penasihat Khusus Presiden, Terawan: Siap Laksanakan Perintah

"Untuk meyakinkan orang Natuna, menkes tidur di situ. Nih saya tidur di sini, ajak pimpinan Komisi IX. Baru yakin rakyat. Bentuk konkret dengan rakyat," kata Ribka sepeti dikutip laman VIVANews.

Tantangan ini diungkapkan Ribka demi meyakinkan, WNI yang tiba dari China baik-baik saja. Apalagi, para WNI tersebut sudah lolos screening saat melewati bandara.

Indonesia Urged to Enhance Military and Diplomatic Efforts in the South China Sea

"Jangan omdo (omong doang) aja. Coba menkes, dirjen-dirjen," ujar Ribka.

Ternyata tantangan Ribka didengar oleh Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Ia pun mengaku, saat ini memang tengah berkantor di Natuna yang menjadi tempat observasi WNI yang dievakuasi dari China. Terawan mengaku, akan berkantor di Natuna sampai para WNI pulang.

"Saya tetap ngantor di sana. Kan sampai mereka kembali," kata Terawan di kompleks parlemen.

Kapal perang buatan China, PNS Taimur.

China's Natuna Aggression Challenges Indonesia's Defense Diplomacy

China's defense diplomacy efforts in Southeast Asia have been described as a double-edged sword.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2024