Dokter Sebut Imunostimulan Mampu Cegah Penyebaran Virus Corona
- www.pixabay.com/Prylaler
VIVA – Penyebaran virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov) terus bertambah. Bahkan pada Kamis (30 Januari 2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Darurat International.
Kasusnya terus bertambah di China Daratan per 1 Februari 2020 pukul 13.00 WIB mencapai 11.791, dan 259 pasien di antaranya meninggal dunia, dan di luar China juga terus melaporkan kasus positif virus corona. Gejala orang yang terkena virus corona baru ini adalah demam, batuk, sesak napas, serta mengalami gangguan pernapasan ringan hingga berat.
Pada kasus yang lebih parah lagi, infeksi ini menyebabkan pneumonia hingga kematian. Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan Agus Putranto telah meminta masyarakat Indonesia untuk menjaga diri sendiri dengan berperilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi virus corona serta memperkuat daya tahan tubuh.
Sementara diungkap oleh Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, pencegahan dapat dilakukan secara eksternal dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Contohnya dengan konsumsi makanan gizi seimbang, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker, terutama bila berada di tengah keramaian.
Untuk pencegahan internal dapat dilakukan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh. Imunostimulan bekerja untuk merangsang pembentukan sel-sel imun seperti sel B yang kemudian akan membentuk antibodi.
"Pada kondisi di mana risiko paparan terhadap infeksi virus sangat tinggi, maka imunostimulan dapat ditambahkan disamping pencegahan lainnya. Imunostimulan dapat dikonsumsi dalam durasi tertentu sampai risiko paparan virus menurun dan sebaiknya dikonsumsi sebelum seseorang terinfeksi suatu penyakit, karena Imunostimulan membutuhkan waktu untuk merangsang sistem imun," ungkap Prof Iris dikutip dari siaran pers Imboost Force, Senin 3 Februari 2020.
Penggunaan imunostimulan dapat dianjurkan pada orang-orang yang merencanakan bepergian, dan sering berada di pusat keramaian. Selain itu, kelompok usia yang rentan memiliki daya tahan tubuh rendah, terutama lanjut usia (diatas usia 60 tahun). Prof Iris juga menambahkan bahwa meningkatkan daya tahan tubuh pada kondisi ini menjadi sangat penting untuk semua orang. Baik yang memiliki risiko tinggi ataupun tidak.
DR. Raphael Aswin, MSi, VP Research & Development SOHO Global Health menjelaskan imunostimulan yang baik mengandung Echinacea pupurea extract dan zinc picolinate. Kandungan Echinacea purpurea extract telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
"Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh," terangnya.
Diketahui, tubuh memiliki sistem pertahanan, sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing tersebut akan mudah masuk sehingga menyebabkan terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya.
Apalagi kondisi saat ini, di mana virus corona mudah menyebar dan belum ditemukan vaksin untuk virus corona. Pada kasus seperti ini, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah tindakan pencegahan, secara eksternal maupun internal.