Jangan Khawatir, Natuna Aman untuk Lokasi Observasi WNI Asal Wuhan

Tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan di Natuna
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Pemerintah telah berhasil mengevakuasi 237 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Hubei, China. Saat para WNI tersebut tengah berada dalam observasi pihak pemerintah di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau.

Terkait dengan pemilihan lokasi observasi itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian, Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihanto, M.Kes angkat bicara. Dia menjelaskan pemilihan Natuna sebagai lokasi observasi para WNI adalah kebijakan pemerintah. 

"Ini adalah kebijakan pemerintah, Kementerian Kesehatan memberikan persiapan pelayanan," kata dia di Kementerian Kesehatan, Senin 3 Februari 2020. 

Dia melanjutkan, pemerintah tentu sudah memiliki banyak pertimbangan pemilihan Natuna sebagai lokasi observasi karantina. Seperti pertimbangan jumlah WNI hingga pertimbangan kedaruratan dari kasus ini. 

"Ada banyak opsi yang tadinya disiapkan tapi akhirnya dipilih Natuna sebagai tempat observasi kesehatan selama masa karantina. Jadi bukan karantina dalam pengertian rigid," jelas dia. 

Baca juga: Wabah Corona, Garuda Tunda Layanan Penerbangan dari dan ke China

Anung menjelaskan pemilihan tempat karantina juga memperhatikan aspek psikologis.Jangan sampai kata dia, 237 WNI tersebut malah stres. 

"Kita kan juga melihat psikologis. Kalau mereka diajak ke hutan dulu, mutar dulu, baru ditempatkan, pasti akan stres," jelas dia.

Virus Corona Menyebar Lewat Udara, WHO Rilis Pedoman Baru

Di sisi lain, terkait dengan jarak observasi yang dekat dengan pemukiman warga sekitar, Anung menjelaskan bahwa jarak antar lokasi observasi dengan pemukiman warga diyakini cukup jauh. 

"Jarak yang saat ini ada dan diyakini cukup jauh, sebagaimana kita ketahui virus tidak terlalu kuat bertahan di udara. Jarak itu yang kita yakini," kata dia.

Gubernur Sumbar Sebut Penanganan Corona Capai Puncak Terbaik

Dirinya juga menyebut telah mempersiapkan lokasi observasi tersebut dengan baik. "Hanggar itu ada yang besar dan dipasangi tenda, tendanya dua lapis, siklus udaranya kita atur. Dari sisi kesehatan memastikan apa yang terjadi kalau itu adalah sifatnyta airborne, itu tidak sampai ke komunitas. Dukungan layanan, persiapan kebutuhan, dan lain sebagainya, kita pantau. Kita memastikan apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat tidak terjadi," lanjut dia. 
 

Para warga menggunakan masker di Beijing, China.

Ini Alasan Mengapa Kasus Virus COVID-19 Melonjak Tinggi di Singapura Hingga 22 Ribu Kasus

Pada minggu 19-25 November, perkiraan jumlah infeksi Covid-19 lokal di Singapura meningkat dua kali lipat menjadi 22.094 dari 10.726 pada minggu sebelumnya, kata Kemenkes

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2023