Soal Virus Corona, WHO Tolak Nyatakan Darurat Kesehatan Global

Ilustrasi virus
Sumber :
  • Freepik/kjpargeter

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menolak untuk menyatakan darurat kesehatan global terkait virus corona yang tengah mewabah di Wuhan, China dan telah menyebar ke sejumlah negara lain.

Pemerintah China sendiri saat ini telah menutup Wuhan. Tak ada orang yang boleh keluar masuk ke kota itu untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Namun, beberapa dokter di sana memperingatkan bahwa kontrol tidak akan cukup untuk menghentikan penyebaran virus yang gejalanya mirip dengan pneumonia, yang telah menewaskan 26 orang itu, menurut Komisi Kesehatan Nasional China. Diketahui, setidaknya 835 orang telah terinfeksi.

Meski begitu, hal tersebut belum cukup untuk membuat WHO menyatakan kondisi darurat kesehatan global. Dilansir dari Washington Post, Jumat, 24 Januari 2020, menurut WHO, upaya China untuk mencegah penularan dan terbatasnya jumlah kasus yang tercatat di luar negeri menjadi alasan mereka belum menyatakan wabah itu adalah darurat kesehatan masyarakat, yang menjadi perhatian internasional.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanome Ghebreyesus mengatakan, jangan melihat keputusan itu sebagai tanda WHO tidak berpikir wabah ini serius. Menurutnya, para petinggi di WHO sendiri memiliki perbedaan pendapat mengenai apakah wabah ini layak ditangani secara khusus. Namun, ia mengakui kalau wabah ini sudah masuk ke tingkat darurat di China.

"Ini belum jadi darurat kesehatan global, tapi bisa saja nanti akan terjadi," katanya.

Secara umum, menyatakan darurat kesehatan dalam skala internasional memberi Direktur Jenderal WHO wewenang untuk mengeluarkan rekomendasi, atau mendesak mereka untuk tidak menutup perbatasan atau membatasi perdagangan dengan suatu negara di tengah wabah.

Namun, para dokter mengatakan bahwa langkah-langkah seperti itu dianggap tidak mungkin untuk menghentikan penyebaran penyakit, dan sangat mungkin untuk membuat suatu negara tidak jujur ??tentang wabah yang terjadi di negara mereka.

Belum Lenyap, Kasus COVID-19 di Indonesia Didominasi Varian EG.2 dan EG.3

Para petinggi WHO sejauh ini memberikan informasi rinci tentang tingkat keparahan penyakit yang terkait dengan virus corona baru. Namun, mengenai cara kerja virus ini masih belum diketahui. Termasuk sumbernya, seberapa mudah penyebarannya dan fitur klinis lengkapnya. Padahal, itu adalah faktor penting untuk menyatakan darurat kesehatan global.

Sumber yang paling mungkin adalah binatang, kata WHO. Tetapi mereka tidak tahu binatang apa dan sejauh mana penyebarannya dari manusia ke manusia.

Ilmuwan China Beberkan Fakta Mengerikan COVID-19, Senjata Biologis Pemerintahan Xi Jinping

Meskipun ada beberapa kekurangan dalam pengetahuan, mereka memiliki beberapa keuntungan dalam menghadapi wabah ini dibandingkan dengan wabah SARS 2003, yang juga berasal dari China dan membuat ribuan orang jatuh sakit di seluruh dunia.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, mengatakan masih terlalu dini untuk memperkirakan seberapa parah virus ini dan berapa proporsi orang yang meninggal, karena virus itu atau sering disebut sebagai tingkat fatalitas kasus.

US Intelligence Finds No Evidence of Coronavirus Lab Leak from Wuhan

Vaksin virus corona baru sendiri saat ini sedang dikembangkan, namun proses itu tidak bisa cepat. Dan tidak ada terapi atau pengobatan khusus yang tersedia saat ini. Beberapa pasien yang meninggal di China memerlukan bantuan ventilator yang luas untuk membantu mereka bernapas.

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024