Ilmuan Ini Ungkap Bagaimana Cara Mengatasi Virus Corona

Ilustrasi penelitian.
Sumber :
  • Pixabay/Herney

VIVA – Publik dunia saat ini tengah dikhawatirkan dengan merebaknya kasus virus corona (nCov) penyebab pneumonia misterius dari Wuhan, China sejak akhir tahun 2019 lalu.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan infeksi mulai dari flu biasa hingga SARS. Biasanya virus ini menyebabkan gejala pilek, menginfeksi hidung, sinus atau tenggorokan bagian atas.

Menurut laporan dari Sin Chew Daily, hingga Kamis 23 Januari 2020, setidaknya tercatat sudah ada 548 kasus virus Corona Wuhan ini dan tercatat ada 17 orang yang meninggal akibat virus ini. Selain memakan korban, ketakutan publik semakin nyata mengingat penyebaran atau penularan virus yang diketahui belakangan ini diketahui bukan hanya terjadi antar hewan dengan manusia tapi bisa terjadi antar manusia.

Dalam kasus penularan dari manusia ke manusia, penyakit ini dapat menyebar melalui batuk dan bersin, kontak pribadi dengan orang yang terinfeksi, menyentuh permukaan yang terinfeksi dan kemudian mulut, hidung atau mata, dan, dalam kasus yang jarang, melalui kontaminasi tinja.

Baca Juga: Jelang Imlek 2020, 3 Shio Ini Bakal Hadapi Konflik Hingga Utang

Di tengah ketakutan akan wabah virus corona Wuhan ini, Director of the State Key Laboratory for Diagnosis and Treatment of Infectious Diseases, Li Lanjuan, mengklaim telah mempelajari virus Wuhan dengan Zhong Nanshan.  Zhong Nanshan adalah ilmuwan pertama yang menemukan sindrom pernapasan akut yang parah coronavirus SARS yang pernah mewabah di dunia pada tahun 2002 lalu bersama dengan enam tim ahli lainnya.

Dia dan timnya yang terdiri dari enam ahli lainnya, telah menghasilkan beberapa wawasan paling vital tentang wabah sejauh ini. Menurut Li Lanjuan, virus corona Wuhan yang saat ini menyebar di seluruh dunia memiliki Achilles Heel, yang sebenarnya dapat dibunuh.

Berdasarkan studi tim, terungkap bahwa virus Wuhan, yang merupakan virus korona, tidak dapat bertahan hidup pada suhu di atas 57 derajat Celcius dan akan mati di lingkungan seperti itu dalam kurun waktu 30 menit.

Belum Lenyap, Kasus COVID-19 di Indonesia Didominasi Varian EG.2 dan EG.3

Bukan hanya itu saja, menurutnya campuran eter, etanol 75 persen, desinfektan dan asam peroksiasetat yang mengandung klorin juga terbukti sangat efektif dalam memberantas virus ini.

Di sisi lain, angka kematian akibat virus ini disebut-sebut lebih rendah dibandingkan dengan flu burung H7N9 yakni hanya sekitar 40 persen hingga 50 persen.

Ilmuwan China Beberkan Fakta Mengerikan COVID-19, Senjata Biologis Pemerintahan Xi Jinping
Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024