100 Pearls Sumbat Pencernaan Gadis 14 Tahun, Bahayakah Bubble Tea?
- Urban List
VIVA – Bubble tea atau yang sering disebut boba tea lagi jadi favorit. Minuman asal Taiwan itu dibuat dari es teh, susu, buah serta perasa. Yang bikin unik, minuman itu disertai bubbles atau pearls, berupa bola mungil yang terbuat dari tepung tapioka.
Rasanya yang manis dan menyegarkan ditambah pearls yang bertekstur chewy memang bikin 'nagih'. Enggak heran, bubble tea punya banyak penggemar di seluruh dunia. Sayangnya kasus kesehatan yang terkait dengan bubble tea juga makin bertambah. Seperti yang dialami oleh anak perempuan berumur 14 tahun asal China. Dokter menemukan 100 butir pearls atau bubbles menyumbat saluran pencernaannya.
Anak itu mengeluhkan sakit perut dan konstipasi selama lima hari. Setelah dilakukan CT Scan, ternyata gumpalan bubbles yang jadi penyebabnya, seperti yang diberitakan oleh media China, Shaoxing News.
Si anak mengatakan cuma meminum satu gelas bubble tea lima hari sebelum ia merasakan sakit perut. Tapi Dr. Zhang, dokter yang merawatnya yakin dia meminum jauh lebih banyak dari pengakuannya sehingga menyebabkan penyumbatan usus yang parah.
Baca juga: 7 Shio Ini Diprediksi Bakal Beruntung dan Punya Banyak Peluang di 2020
Banyaknya kasus menyangkut bubble tea membuat orang bertanya-tanya soal efeknya bag kesehatan. Meski begitu, menurut Dr. Rabia de Latour, seorang Gastroenterolog dan asisten profesor di NYU Langone Health tidak perlu khawatir berlebihan.
"Yang saya simpulkan dari kasus itu, adalah bahwa anak tersebut tidak jujur kepada orang tuanya seberapa banyak dia minum bubbles tea," katanya dikutip dari Insider. Menurutnya, kebanyakan orang yang meminum bubble tea tidak melihat bubbles dalam tinja mereka, saat BAB. Kebetulan, sistem pencernaan anak itu tidak optimal.
Sebab, bubbles atau pearls gampang dicerna bagi sebagian besar orang. Bahan pembuatnya, tapioka diolah dari akar singkong berbasis pati sehingga mengandung karbohidrat. Pati dari singkong berfungsi seperti serat. Dr. de Latour mengatakan, orang yang sehat bisa mencerna mereka dengan tanpa masalah.
Sebuah penelitian di tahun 2009 membandingkan tingkat cerna umbi-umbian seperti ubi, taro dan arrowroot. Hasilnya, singkong jadi salah satu jenis umbi yang paling mudah dicerna. Jadi, segelas bubble tea bisa jadi berbahaya bagi kesehatan karena kandungan gulanya yang tinggi, bukan karena bubbles-nya.
Dokter kemudian memberikan obat pencahar untuk melancarkan pencernaan anak tersebut dan memintanya menjauhi bubbles tea. "Kasus yang dialami oleh anak tersebut bukan berarti bubbles tea itu berbahaya. Hanya saja semuanya harus dikonsumsi secukupnya. Sebab, cuma ada sedikit nutrisi dalam segelas bubble drink dengan kandungan gula yang tinggi," tutup Dr. de Latour.