62 Orang di China Terpapar Virus Pneumonia Wuhan
- Pixabay
VIVA – Kasus pneumonia Wuhan yang terjadi pada akhir tahun lalu membuat dunia semakin waspada. Pasalnya kasus tersebut menyebabkan dua orang di China tewas.
Data Komisi Kesehatan Kota Wuhan di China sebelumnya mengonfirmasi bahwa 45 orang terinfeksi 2019-nCov dan dua orang meninggal. Namun, hari ini setidaknya ada 17 orang di China telah terkena virus ini. Demikian dilansir dari laman Reuters, Senin, 20 Januari 2020.
Komisi kesehatan Kota Wuhan di China mengatakan, jumlah total pasien yang diketahui tertular wabah virus pneumonia sekarang mencapai 62 orang. Namun, analisis dari Imperial College London menunjukkan bahwa jumlah pasien yang terinfeksi pada 12 Januari 2020 kemungkinan lebih banyak, yaitu sekitar 35 kali dari 45 kasus yang diumumkan oleh otoritas kota.
Studi itu menemukan angka tersebut melalui proyeksi statistik untuk memperkirakan penyebaran virus dari titik asal di pasar makanan laut Wuhan. Dua orang juga telah didiagnosis di Thailand dan satu kasus virus tersebut dilaporkan di Jepang. Ketiga pasien tersebut telah melakukan perjalanan melalui Wuhan.
Wabah pneumonia Wuhan ini terjadi tepat sebelum perayaan Tahun Baru Imlek. Pihak berwenang memprediksi akan banyak orang China yang bepergian pulang atau ke luar negeri selama periode ini.
Akibat dari virus ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memulai pemeriksaan bandara dengan staf tambahan di Bandara Internasional San Francisco, Bandara Internasional Los Angeles, dan Bandara Internasional John F. Kennedy Kota New York.
Untuk diketahui, wabah pneumonia pertama kali terdeteksi di Wuhan pada 12 Desember 2019. Virus yang berasal dari Pasar Grosir Makanan Laut Wuhan Huanan ini mengarah pada virus corona yang menyebabkan wabah SARS pada 2002 dan menyebabkan MERS pada 2012 lalu.
Beberapa gejala wabah ini meliputi flu biasa karena sinus, hidung atau tenggorokan bagian atas terinfeksi. Saat ini, belum jelas bagaimana virus baru ditularkan, tetapi beberapa ahli percaya bahwa itu ditularkan dari hewan ke manusi, karena ada banyak hewan hidup liar yang dijual di pasar.
Namun, WHO tidak mengesampingkan kemungkinan penularan dari manusia ke manusia meskipun kemungkinannya terbatas. Mengingat tidak ada petugas kesehatan yang merawat pasien yang tertular penyakit ini. Pada kasus ini para korban mengatakan mereka tidak datang ke pasar tersebut di Wuhan.