Alasan Wanita Usia 45 Tahun Tak Disarankan Bayi Tabung
- Pixabay
VIVA – Prosedur bayi tabung sudah ramai diperbincangkan di dunia medis dan peluang keberhasilannya sangat besar. Namun, beberapa faktor penting turut memengaruhi keberhasilan dari program tersebut.
Salah satunya, usia dari pihak wanita. Pada dasarnya, sel telur pada rahim wanita sudah diberikan dengan angka yang tetap sejak lahir. Sehingga tak bisa bertambah dengan cara apapun.
Sebaliknya, saat usianya semakin bertambah, maka jumlah sel telur makin berkurang. Hal ini disebabkan oleh proses normal tubuh seiring usia yang makin menua.
"10 persen wanita usia 30an, memang jumlah sel telur akan kurang. Ini fenomena normal," ujar ahli fertilitas Sunfert International Fertility Centre, dr Eeson Sinthamoney, dalam acara Malaysia Healthcare, di kawasan KH. Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu 15 Januari 2020.
Tak hanya jumlah yang berkurang, namun dikhawatirkan kualitasnya pun kian menurun. Hal ini ditengarai gaya hidup yang juga dijalani kurang baik.
"Kita dilahirkan dengan jumlah sel telur tetap. Makin meningkat usia maka telur jumlahnya berkurang. Pada tahap umur lebih tinggi, jumlah telur akan berkurang. Kualitasnya juga mungkin sudah menurun," paparnya lagi.
Sehingga, ia menyarankan usia wanita untuk melakukan proses bayi tabung semakin muda semakin baik. Sebab, kunci dari keberhasilan bayi tabung terletak pada jumlah dan kualitas embrio yang ditanam.
"Tidak semua embrio bisa berpeluang kehamilan. Maka makin embrio banyak, makin besar peluang menemukan embrìo yang berhasil. Kalau makin tinggi usia maka jumlah embrio yang sukses bisa menurun," jelasnya.