Pneumonia Misterius di China, Warga Indonesia Diminta Waspada Gejala

Ilustrasi bakteri / Pneumonia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kasus pneumonia (radang paru-paru) berat terjadi di kota Wuhan, Tiongkok. Jumlah pasien yang semula berjumlah 27 orang telah meningkat menjadi 44 orang.

Data ini terhitung sejak minggu terakhir bulan Desember 2019 sampai dengan minggu pertama Januari 2020, di mana pasien-pasien pneumonia (radang paru-paru) berat itu belum diketahui penyebabnya. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan virus influenza dan bukan penyakit pernafasan biasa.

Masih diteliti lebih lanjut apakah penyakit ini sama dengan penyakit Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan pernah menimbulkan wabah di dunia pada tahun 2003. Namun, semua pasien di Wuhan telah mendapatkan pelayanan kesehatan, diisolasi, dan dilakukan penelusuran atau investigasi untuk mengetahui penyebabnya.

"Ternyata sebagian dari pasien-pasien tersebut bekerja di pasar ikan yang juga menjual berbagai jenis hewan lainnya termasuk burung. Tapi hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa penyakit ini dapat menular dari manusia ke manusia (human to human)," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono, dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Rabu 8 Januari 2020.

Adapun upaya Kementerian Kesehatan RI dalam melakukan antisipasi dengan melakukan deteksi, pencegahan, dan respons jika ditemukan pasien dengan gejala pneumonia berat seperti di Wuhan, Tiongkok. Serta, jika ditemukan pasien seperti di Wuhan akan dilakukan perawatan, pengobatan, isolasi, serta melakukan investigasi dan penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit meluas dan berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa atau Wabah.

"Gejala umum dari pneumonia adalah demam, batuk, dan sukar bernapas. Jika merasakan gejala penyakit seperti ini agar segera berobat," kata Anung. 

Upaya lainnya berupa melakukan deteksi, pencegahan dan respons terhadap kemungkinan masuknya pasien pneumonia berat dari luar negeri, termasuk dari Tiongkok ke Indonesia melalui Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Pos Lintas Batas Negara yang mencakup langkah aktivasi alat thermal scanner. Kemudian, memantau kemungkinan ditemukannya virus atau mikroorganisma baru dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien pneumonia berat.

Terakhir yang juga penting, memantau perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di dunia agar dapat segera dilakukan langkah yang diperlukan di Indonesia. Anung mengimbau agar tetap sehat, hendaknya masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan berkelanjutan dengan makan makanan bergizi, menu seimbang, cukup buah sayur, melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, cukup istirahat, dan segera berobat jika sakit.

Kondisi Terbaru Anak Zaskia Adya Mecca, Masuk ICU Lagi Gegara Pneumonia

Anung juga mengingatkan bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok, termasuk ke Hong Kong, Wuhan, atau Beijing, agar memperhatikan perkembangan penyebaran penyakit ini di Tiongkok atau berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan atau Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat. Jika setelah kembali ke Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sukar bernapas agar segera berobat.

"Selama di Tiongkok agar menghindari berkunjung ke pasar ikan atau tempat penjualan hewan hidup. Jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernapas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, agar segera berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat," paparnya.

Anak Masuk ICU Lagi Kena Pneumonia, Zaskia Adya Mecca Sampai Menggigil Gemeteran
ilustrasi masker mencegah penularan influenza, COVID-19, pneumonia dan TBC

Waspada! Musim Hujan Tingkatkan Risiko Penularan Pneumonia

Udara yang lembap meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, seperti flu, bronkitis, hingga pneumonia yang kini semakin marak terjadi di kalangan masyarakat

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024