Banjir Picu Diare hingga Tipus, Begini Cara Mencegah Menurut Dokter
- Pixabay/Mansi91
VIVA – Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT menyampaikan, banjir yang melanda wilayah Jabodetabek selama dua hari belakangan dikhawatirkan tidak hanya menyebabkan kerusakan secara material, namun masyarakat juga perlu waspada pada penyakit yang akan timbul paska banjir ini.
Dalam keterangan tertulisnya, Adib memaparkan sejumlah penyakit yang rentan mengintai paska banjir, di antaranya adalah Leptospirosis yang disebabkan karena air banjir yang kotor bercampur dengan kotoran tikus dan sampah. Selain itu, diare dan demam tifoid atau tipus yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman serta kebersihan yang kurang higienis, terutama karena selama banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh.
Adib juga mengingatkan bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Agepty yang berpotensi muncul akibat tumpukan sampah dan rongsokan di area yang lembab paska banjir. Penyakit lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang disebabkan oleh udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung.
Jangan sepelekan juga timbulnya asam lambung dan migren di tengah ancaman banjir yang disebabkan karena umumnya korban banjir tidak mengonsumsi makanan sesuai gizi dan tidak makan tepat waktu. Hal ini umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan lansia.
Flu dan demam juga rentan mengintai di kala banjir yang disebabkan karena korban banjir terpapar air dan udara dingin cukup lama. Selain itu, infeksi kulit yang terjadi akibat paparan dengan air banjir yang bercampur dengan kotoran manusia, hewan, juga sampah dan lumpur.
Selain sampah dan kotoran yang bercampur dalam air banjir sehingga menyebabkan penyakit, dikhawatirkan juga ada hewan liar serta pecahan benda-benda tajam yang turut dalam arus banjir tersebut, sehingga juga rentan menyebabkan penyakit.
Mengingat musim hujan dan cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga dua bulan mendatang dan dikhawatirkan adanya banjir susulan atau berulang. Untuk itu, PDEI mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan semaksimal mungkin sehingga tidak mudah terkena penyakit paska banjir.Â
Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Menghindarkan anak-anak untuk bermain air banjir agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang mungkin timbul sesudahnya
- Tidak merendam kaki dalam air banjir kecuali untuk upaya penyelamatan
- Segera mengganti pakaian basah dengan pakaian kering untuk mencegah hipotermiaÂ
- Melindungi anggota tubuh dengan mengenakan sarung tangan dan sepatu boots apabila harus terjun ke dalam air banjir
- Mengenakan masker sewaktu membersihkan rumah dari kotoran air banjir serta hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman.
- Konsumsi makanan dan minuman yang higienis. Banyak minum air putih daripada minuman jenis lainnya untuk menjaga agar asam lambung tetap seimbang, serta juga tidak mengonsumsi makanan pedas
- Mengonsumsi makanan yang segar dan perhatikan waktu kedaluwarsa. Jangan lupa untuk mencuci tangan pakai sabun atau antiseptik sebelum makan
- Siapkan persediaan obat-obat sederhana seperti penurun panas, obat lambung dan diare serta vitamin terutama untuk anak-anak dan balita. Jika ada keluhan kesehatan lebih lanjut, segera berobat ke dokter di puskesmas atau posko kesehatan.Â
PDEI juga mengimbau kepada pemerintah daerah untuk ketersediaan air bersih, tempat pengungsian higienis dan sanitasi yang baik untuk masyarakat di wilayah terdampak banjir. “Saat ini tim medis PDEI sedang membangun posko kesehatan di beberapa wilayah, diantaranya Banten, Serang, Jakarta Pusat," kata Adib.