Akan Ada Aplikasi Klinik Pintar IDI, Apa Istimewanya?

Ilustrasi aplikasi di smartphone.
Sumber :
  • Pixabay/MariusMB

VIVA – Perkembangan teknologi menyebabkan disrupsi di beragam industri, termasuk industri kesehatan. Di sisi lain, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam industri kesehatan, khususnya oleh penyedia fasilitas kesehatan (faskes).

dr. Daeng M. Faqih, S.H., M.H. selaku Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkapkan, tantangan yang sedang dihadapi industri kesehatan merupakan hal mendasar yang tidak hanya dirasakan oleh klinik sebagai penyedia fasilitas kesehatan namun juga oleh dokter, pasien hingga pemerintah.

”Di satu sisi, pasien yang berobat terutama ke fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP) meningkat karena Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), namun mereka menghadapi kendala seperti waktu menunggu yang lama dan tidak pasti, standarisasi layanan yang tidak merata, akses kepada layanan klinik yang masih manual," kata dr Daeng di acara Signing Ceremony Klinik Pintar IDI, di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.

IDI luncurkan klinik pintar

Sementara, lanjut dr Daeng, profesi dokter juga menghadapi tantangan berat, seperti banyak dokter umum yang struggling melayani pasien namun harus tetap bisa mendapatkan penghasilan yang memadai. Bahkan dokter dituntut untuk terus memberikan pelayanan terbaiknya untuk masyarakat tapi tidak ditunjang dengan kemudahan sarana dan prasarana yang memadai.

Untuk itu, Klinik Pintar IDI yang akan segera diluncurkan dirasa mampu menjawabnya. Hadirnya Klinik Pintar IDI sebagai sebuah bentuk kerjasama Medigo dengan IDI yang melahirkan inovasi untuk menjawab berbagai tantangan industri kesehatan di era JKN melalui penerapan teknologi digital. Lantas, apa saja keistimewaannya dibanding aplikasi sejenisnya? Berikut rangkumannya Tim VIVA, Rabu 18 Desember 2019.

Dokter terpercaya

Dokter Daeng menegaskan pentingnya teknologi 4.0 untuk ketersambungan pasien dan dokter serta kecepatan pelayanan kesehatan. Tentunya ini perlu dibarengi dengan kualitas dokter yang terpercaya.

"Tiap 6 bulan akan ada audit medis dan operasional. Untuk jaga kualitas layanan dari dokter," ujar Ketua bidang usaha & kesejahteraan anggota PB IDI, dr. Efmansyah Iken Lubis, M.M,.

Rujukan ke Rumah Sakit

IDI: Belum Ada Obat Atasi Penularan Corona

Klinik Pintar IDI membina kerjasama dengan klinik konvensional dan diharapkan dapat menambah existing revenue klinik dengan peningkatan kapitasi BPJS, meningkatkan pelayanan pasien umum, optimalisasi layanan klinik (vaksinasi, imunisasi, dsb). Selain itu, Klinik Pintar IDI juga memungkinkan klinik menambah revenue dengan melayani pasien di luar fasilitas kliniknya seperti rujukan ke mitra rumah sakit dan layanan telemedicine antar faskes, layanan home care dan health monitoring untuk pasien yang dirawat di rumah.

"Klinik pintar IDI ini bisa 'bicara' dengan rumah sakit untuk rujukan pasien. Mempermudah klinik dengan rumah sakit untuk bicara. Era konektivitas ini bisa saling terhubung antar klinik dan rs, rujukan bisa online," papar dokter Iken.

Menkes Terawan Masih Masuk Keanggotaan IDI

Pasien pintar

Harya Bimo selaku CEO Medigo menuturkan bahwa ada tombol Pasien Pintar di aplikasi Klinik Pintar IDI. Dengan ini, bisa digunakan oleh semua pasien untuk akses layanan di Klinik Pintar IDI.

Pemecatan Prof Marsis, IDI Bantah Kaitan dengan Menkes Terawan

"Registrasi digital dan pembayaran dengan fingerprint. Ada juga Sistem Medigo Klinik, kemudian dilengkapi E-farmasi dan E-lab untuk dukung obat dan pemeriksaan darah serta hadirnya telemedicine," ungkap Bimo.

Adapun Medigo dan IDI berencana untuk membuka 2 Klinik Pintar IDI di Bekasi pada Januari 2020 dan menargetkan akan membuka 1000 jaringan Klinik Pintar IDI di Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan.

Surat IDI minta dispensasi saat PSBB

IDI Minta Dispensasi Selama PSBB, Apa Saja Permintaannya

Wabah Corona menyebabkan PSBB dilakukan di Jakarta dan lainnya.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2020