Eliminasi Kasus TB, Menkes Sebut Perlu Keterlibatan Banyak Sektor
- Viva.co.id/Lutfi
VIVA – Tuberkulosis masih menjadi salah satu menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi. Data per 1 Mei 2019, menyebutkan bahwa ada sekitar 842.000 kasus per tahun. Sayangnya kasus TB yang ditemukan baru sebesar 569.899 kasus.
Artinya masih ada sekitar 32 persen yang belum ternotifikasi baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto, juga menyebut bahwa TB banyak terjadi pada masyarakat usia produktif. Sehingga ini akan menjadi tantangan bagi bonus demografi mendatang.
"Masalah tuberkolosis tidak mungkin dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendirian sebab berdampak negatif pada sosial ekonomi psikologi dan kesehatan pada pasien, keluarga maupun masyarakat Indonesia,"ungkap Terawan dalam sambutannya baru-baru ini.
Oleh karena itu, lanjut Terawan, perlu respons yang komprehensif untuk menangani masalah tuberkulosis perlu. Presiden sendiri menurut Terawan tengah menyiapkan Peraturan Presiden khusus tentang tuberkulosis supaya nanti kerja sama antara Menteri Kesehatan dengan menteri-menteri lainnya ini bisa lebih lancar.
"Pertama adalah mengurai bagaimana cara-cara penanganannya, secara komprehensif dan siapa yang akan jadi leading sektor, apa saja yang akan dikerjakan secara detail dan personilnya dari kementerian mana saja. Itu juga diperlukan karen menyangkut detail apa yang harus dilakukan," ungkap Terawan.
Ia sendiri masih belum menyebutkan kapan Perpres tersebut akan rampung. Namun, Pemerintah memiliki target eliminasi TB pada tahun 2030.