ASI Eksklusif dan Imunisasi Efektif Minimalisir Pneumonia Balita

Ilustrasi bayi.
Sumber :
  • ISTOCK/BBC.com

VIVA – Pneumonia masih menjadi momok besar dalam kesehatan anak di Indonesia. Ribuan balita di Indonesia meninggal dunia akibat pneumonia. Penyebab pneumonia sendiri sangat beragam, mulai dari gizi buruk hingga polusi udara.

Terpopuler: Gejala Pneumonia yang Mewabah di Jepang, Kunci Sukses Juragan 99 Berbisnis

Perlu dipahami, kekebalan tubuh yang rendah menyebabkan risiko tinggi untuk anak mengalami pneumonia. Keadaan yang menyebabkan kekebalan tubuh rendah pada anak adalah usia muda terutama kurang dari 5 tahun. Selain itu, bayi yang lahir prematur cenderung memiliki daya tahan tubuh rendah.

"Malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, lingkungan yang padat, pajanan asap rokok serta polusi udara sekitar membuat kekebalan tubuh rendah pada anak. Keadaan tersebut merupakan faktor risiko pneumonia yang sebenarnya bisa dicegah," ujar Ketua Satgas Imunisasi, Prof Dr. Cissy B. Kartasasmita, SpA(K), MSc, PhD, dalam temu media di IDAI, Jakarta, Rabu 4 Desember 2019.

Kenali Gejala Pneumonia yang Mewabah di Jepang, Waspada Tanda-tanda Ini

Menurut publikasi UNICEF tahun 2015, upaya memerangi kematian akibat pneumonia bisa dicegah melalui imunisasi. Pencegahan bayi dari sakit pneumonia terutama dilakukan dengan memberikan imunisasi lengkap pada bayi.

"Imunisasi terkait pneumonia meliputi campak, pertusis, pneumokokus (PCV), dan Haemophilus influenza tipe b (Hib), yang dapat menurunkan kejadian pneumonia pada balita hingga 49 persen. Seluruh imunisasi ini telah masuk program imunisasi nasional," tambahnya.

Pulang dari Jepang, Fenita Arie Alami Pneumonia Seperti Barbie Hsu

Sementara itu, pencegahan juga dilakukan dengan menyediakan lingkungan yang sehat pada balita dimulai dari nutrisi yang cukup hingga ASI Eksklusif sampai 6 bulan. Selain itu, penting juga untuk memberikan vitamin A pada anak, rutin mencuci tangan sebelum kontak dengan anak, serta memberi udara yang bersih.

"ASI Eksklusif bisa menurunkan kejadian pneumonia pada balita sebesar 15 sampai 23 persen. Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif berisiko 15 kali lebih besar terjangkit pneumonia. Sementara, mengurangi asap di lingkungan menurunkan kejadian pneumonia sebanyak 50 persen," pungkasnya.

Ilustrasi liburan private tour ke Jepang

Wabah Pneumonia Tinggi, Apakah Indonesia Keluarkan Pelarangan Perjalanan ke Jepang?

Berdasarkan data Institut Penyakit Menular Nasional Jepang, pihaknya memperkirakan, dari 2 September 2024 hingga 26 Januari 2025, Jepang mencatat sekitar 9,52 juta flu.

img_title
VIVA.co.id
8 Februari 2025