Olahraga Jalan Cepat Lebih Baik Dibanding Lari

Ilustrasi lari
Sumber :
  • Nike Indonesia

VIVA – Lari merupakan olahraga yang paling mudah murah. Makanya, enggak heran olahraga satu ini cukup memiliki banyak penggemar. Selain itu, olahraga lari juga memiliki banyak manfaat, di antaranya menjaga kesehatan jantung, mengurangi tekanan darah tinggi, menjaga kadar kolesterol tubuh dan meningkatkan suasana hati yang sedang tidak baik.

Jalan Kaki Cepat Lebih Efektif Murunkan Berat Badan, Cek Faktanya

Namun, meski memiliki banyak manfaat, bukan berarti olahraga lari tidak menimbulkan risiko. Ternyata, jenis olahraga satu ini, bisa menimbulkan cedera baik di lutut maupun tumit. 

Dibanding olahraga lari, dr. Sonia Wibisono malah lebih menyarankan untuk olahraga jalan cepat saja. Menurut dia, olahraga ini bahkan lebih baik dibanding lari. 

Jadi Gaya Hidup Urban, Tren Olahraga Lari Kini Dapat Makin Fleksibel

"Lari bisa menimbulkan cedera di lutut sama  tumit, kalau jalan cepat enggak. Yang penting sepatunya yang bener sama jangan jalan di jalan berbatu," ujarnya di FX Sudirman, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut ia menjelaskan, jalan cepat bisa kamu lakukan setiap hari. Sebagai awalan, cukup lakukan selama 15 menit saja. Selain bagus, jalan cepat bisa menjadi alternatif olahraga murah. Dan yang terpenting, tidak menyakiti tubuh. 

Dokter Tirta Ungkap Bahaya Langsung Olahraga Lari Usai Bangun Tidur

"Enggak bikin sakit punggung (jalan cepat), kalau golf kan mahal dan bikin sakit punggung," kata dia. 

Wanita yang juga berprofesi sebagai influencer ini turut membeberkan alasan lebih detail mengapa jalan cepat lebih baik dibanding lari. 

"Karena kalau lari nanti kena lutut, nanti kan membebani. Tubuh kita membebani lutut, nanti lama-lama radang, jadi radang sendi, radang tumit. Dan udah banyak kejadian, radang-radang sendi dan radang tumit karena maraton, lari," tuturnya.

Ilustrasi lari.

Olahraga Lari saat Polusi Udara Buruk Bukan Ide Bagus, Begini Bahayanya bagi Kesehatan

Ketika seseorang berolahraga di tengah polusi, frekuensi napas meningkat sehingga memungkinkan lebih banyak partikel polusi masuk ke tubuh.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024