Salah Coding Bikin Pembiayaan BPJS Kesehatan Sering Terhambat
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Kesalahan melakukan coding masih menjadi tantangan dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini berdampak pada kelancaran proses klaim pada BPJS Kesehatan sehingga selanjutnya akan memengaruhi kondisi keuangan RS.
"Model pembiayaan era JKN yang menerapkan model pembayaran retrospektif untuk INA CBG's, memacu kebutuhan akan peningkatan kemampuan petugas RS memasukkan kode yang tepat untuk prosedur intervensi medis," ungkap Ketua Umum PERSI dr. Kuntjoro Adi Purjanto M.Kes, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 3 November 2018.
Selain itu, lanjut Kuntjoro, keselarasan pemahaman antara dokter, manajemen RS dan coders juga perlu diperbaharui terkait peraturan dan pedoman terbaru. Oleh karena itu, ia merasa perlu memperbaiki pelayanan masyarakat dalam melakukan coding.
Salah satunya dengan melakukan Med-Verify, atau pelatihan coding INA-CBG's untuk kalangan perumahsakitan. Hal ini merupakan kolaborasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dengan PT Medtronic Indonesia.
"Kami sebagai wadah yang menaungi kalangan perumahsakitan Indonesia memandang ini sangat penting untuk mendukung RS yang menjadi mitra BPJS Kesehatan dalam mengimplementasikan JKN,"kata dia.
Sebagai informasi, INA-CBG's atau Indonesia Case base Groups adalah sistem yang menentukan tarif standar yang digunakan rumah sakit (RS) sebagai referensi biaya klaim ke sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pelatihan coding itu rencananya dilakukan di 14 RS di 11 kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Mataram, Makassar serta Manado. Modul itu selanjutnya akan dibawakan tim klinisi dan tim coding RS tersebut kepada tim manajemen RS serta para dokter yang menuliskan diagnosa dan nantinya ditindaklanjuti petugas coding.