Katup Aorta Jantung Menyempit Kini Tak Perlu Dibedah
- Pixabay/sbtlneet
VIVA – Stenosis aorta merupakan gangguan yang terjadi pada pembukaan katup aorta jantung, yang tidak terbuka secara penuh atau menyempit. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah dari jantung jadi tidak lancar.
Katup aorta dapat menyempit akibat penuaan. Ketika penyempitan katup semakin parah, seseorang biasanya sering mengalami sesak napas, pingsan dan ketidaknyaman lain. Jika tidak ditangani dengan baik, sekitar 50 persen pasien dapat meninggal dalam kurun waktu 2 tahun.
Untuk mengobati penyakit ini dan menggantikan katup aorta, metode konvensional yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan operasi jantung terbuka. Namun, sekitar 30 persen pasien dianggap tidak layak operasi karena berisiko tinggi pada pasien lanjut usia dan penderita penyakit seperti jantung lemah, paru berat dan penyakit ginjal stadium akhir.
Transcatherer Aortic Valve Replacement/Implantation (TAVR atau TAVI), kini bisa menjadi pilihan alternatif bagi pasien lanjut usia yang menderita penyakit stenonis aorta berat. Tidak seperti operasi jantung terbuka, metode ini dilakukan tanpa pembedahan.
"Metode invasif minimal ini biasanya dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pangkal paha, atau kadang-kadang di sisi atau pada dada. Kateter yang diarahkan berupa tabung tipis dan fleksibel, yang digunakan untuk menanam katup aorta pada jantung yang berdetak," ujar Konsultan Kardiologi, Datuk Dr. Rosli Mohd Ali, di Restoran Harum Manis, Jakarta Pusat, Jumat 29 November 2019.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, tidak seperti bedah jantung terbuka untuk menggantikan katup aorta, dengan metode TAVI dada pasien tidak perlu dibuka. Dalam arti tidak dilakukan pembedahan dan jantung tidak dihentikan. Prosedur ini juga dapat dilakukan dengan bius lokal.
Menurut Tang Gwat Hong, pasien dari Lampung yang berhasil menjalani tindakan TAVI, luka hasil sayatan hanya sebesar jarum pentul. Selain itu, Rosli juga mengatakan selain minimal invasif, beberapa kelebihan lain dari metode pengobatan ini adalah luka lebih cepat sembuh dan proses pemulihan yang lebih cepat.
"Setelah proses pembedahan, perlu waktu 6-7 hari untuk pemulihan, dan lukanya sembuh kalau sudah 3 bulan. TAVI dianjurkan untuk usia di atas 70 tahun. Klau dilakukan di bawah umur tersebut, faktor risiko akan lebih tinggi," kata Dr. Rosli.
Menurut dia, karena metode ini dilakukan tanpa pembedahan, jadi proses pemulihannya lebih cepat dan tidak ada perawatan spesifik yang harus dilakukan di rumah pasca menjalani pengobatan ini. Kecuali, untuk pasien yang juga menderita diabetes atau penyakit lain.