Kemenkes Bantah Kelangkaan Obat HIV/AIDS untuk Anak
- Pixabay/PhotoLizM
VIVA – Akses dan ketersediaan obat antiretroviral (ARV) bagi Orang Dengan HIV/AIDS tidak hanya dialami oleh kelompok orang dewasa. Hal tersebut juga dialami oleh ODHA usia anak.
Di masyarakat sendiri beredar kabar bahwa banyak orang tua yang yang membagi dua obat yang dikhususkan untuk dewasa, lantaran kesulitan untuk mendapatkan obat yang dikhususkan untuk anak. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Panel Ahli HIV/AIDS PIMS, Prof. Dr. dr. Sjamsurizal, Sp.PD.
"Berapa kali kita bicara dan juga sudah diadakan, persoalannya adalah jumlahnya terlalu sedikit. jadi kalau beli obat hanya untuk 200 anak misalnya itu enggak ada yang bisa impor. Karena untuk mengimpor itu harus ribuan Jadi kalau di impor ribuan dia pakai 200 maka sisanya mau di apakah pemerintah," ungkap Sjamsurizal, saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu, 27 November 2019.
Meski demikian, ia percaya bahwa pemerintah berupaya untuk menyediakan obat ARV untuk anak. Namun, hal itu diakui memang masih terkendala pengadaan dalam jumlah yang sangat besar. Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono FDC anak sudah tersedia sejumlah 40 ribu botol dan sudah mulai didistribusikan. Akan tersedia kembali sejumlah 30 ribu botol di bulan Oktober 2019.
"Sebagaimana Pak Menkes dorong mengupayakan produsen di dalam negeri itu mampu memproduksi hal semacam itu. Termasuk obat yang jarang, sebenarnya persoalannya kan bukan hanya obat HIV pada anak tapi obat yang jumlahnya sedikit dibutuhkan masyarakat itu bagi impor tidak menjanjikan dalam aspek-aspek ekonominya," ungkap Anung di tempat yang sama.
Ia mengatakan bahwa jika ke depan pemerintah bisa memproduksi obat itu di dalam negeri, hal tersebut akan menjamin ketersediaan obat HIV untuk anak.
"Obat untuk rare disease ini adalah langkah yang sedang diupaykan oleh bapak Menkes melalui berbagai kemudahan invetasi dan regulasi. Untuk jangka dekat kita berkolaborasi saat ini dengan berbagai development partner jadi bisa juga nanti difasilitasi global fund secara regional kemudian kita bisa membeli jenis obat tertentu dalam jumlah yang lebih rasional dari hal-hal itu.