Goo Hara Meninggal, Ini Alasan Selebriti Rentan Idap Depresi
- Soompi
VIVA – Goo Hara ditemukan meninggal dunia pada 24 November di Korea Selatan akibat bunuh diri. Ini diduga kuat disebabkan oleh riwayat depresinya yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Tak hanya Goo Hara, artis Kpop lain pun mengalami depresi. Sebut saja Almarhum Sulli mantan anggota girlband f(X) yang kematiannya juga akibat bunuh diri dan kasus ini cukup menghebohkan dunia hiburan beberapa bulan lalu. Depresi juga kerap dialami oleh Taeyeon anggota girlband SNSD. Lalu apa sebenarnya penyebab depresi pada selebriti? Benarkah ketenaran rentan membuat seseorang depresi?
Psikologi klinis, Candice Lam Yue-tung, menuturkan bahwa beberapa selebriti rentan mengalami depresi dan gangguan bipolar akibat sorotan media. Hal ini diungkapkannya karena sebagian besar pasiennya merupakan selebriti dan CEO sebuah perusahaan yang mengalami masalah pada mental.
"Keadaan mereka lebih tertekan dibandingkan orang biasa, pasienku cenderung mengalami masalah mental seperti serangan panik, insomnia, gangguan makan, dan keinginan bunuh diri," kata dia dikutip dari laman SCMP, Senin 25 November 2019.
Menurutnya, hubungan dengan orang terdekat cenderung sulit dibangun bagi para figur publik. Dukungan dari orang terdekat pun cenderung lebih lemah dibanding orang-orang yang tidak berada dengan karier sebagai selebriti.
Tak hanya itu, berada di dalam sorotan media membuat para selebriti rentan membandingkan dirinya dengan orang yang lebih sempurna. Hal ini membuat keinginan yang kuat untuk banyak mengubah sesuatu di tubuhnya namun memicu depresi kian meninggi.
"Beberapa pasienku membandingkan dirinya dengan fungsi sosial di sekitar. Mereka menjadikan dirinya sendiri untuk dikritik. Beberapa merasa khawatir terhadap komentar orang mengenai dirinya sehingga butuh obat untuk relaks," jelasnya.
Beberapa publik figur lainnya, kata dia, takut untuk mencari pertolongan medis. Hal ini lagi-lagi karena khawatir sorotan media akan membuat komentar tak sedap. Padahal, depresi bisa membuat banyak energi terbuang, sehingga mood menjadi buruk dan aktivitas terhambat.
"Khawatir jika penanganan medis bisa memengaruhi imejnya, sehingga mereka cenderung memilih konsumsi alkohol sebagai pelarian," kata dia.
Menurut survei tahun 2010 di Health.com, mereka yang bekerja di ranah seni, 5 dari 10 di antaranya cenderung rentan depresi. Untuk itu, jika kamu merasa depresi kerap hadir di sela aktivitas, tak perlu malu untuk cari bantuan tenaga profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya.