Wabah Hepatitis A di Depok, Kemenkes: Harusnya Sudah KLB
- www.pixabay.com/Prylaler
VIVA – Sejumlah guru dan siswa SMP Negeri 20 di Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, mengalami gejala-gejala serupa dengan gejala Hepatitis A. Kasus yang terjadi sejak pekan lalu ini, sudah mewabah hingga puluhan orang.
Guru dan siswa tersebut menunjukan gejala seperti mata kuning, demam, mual dan nyeri di ulu hati. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes menanggapi kasus Hepatitis A di Depok.
"Cuma mungkin yang belum ditetapkan itu status daripada Hepatitis A. Kalau kita melihat itu seharusnya sudah membuatkan penetapan KLB (Kejadian Luar Biasa). Di dalam penetapan KLB ini kalau dia (pemimpin daerah) sudah menetapkan (KLB) maka, leading sector ada di pemerintah daerah, tapi kami pun sudah berkoordinasi bersama-sama mengatasi masalah ini,” katanya dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Senin 25 November 2019.
Secara berjenjang, lanjut dr. Wiendra, kesehatan itu basisnya wilayah. Dinkes setempat sebenarnya sudah melakukan upaya seperti membuat posko kesehatan dan setiap hari melaporkan. Ia juga mengatakan bagaimana cara penularannya penting ditelusuri.
"Yang paling penting bagaimana caranya sumber penularan itu (Hepatitis A) bisa berhenti. Itu yang dilakukan upaya-upaya bersama dengan Dinkes setempat," jelasnya.
Ia melanjutkan, yang pertama dilakukan adalah mencari kasus. Diketahui penularan Hepatitis A bermula dari seorang karyawan di sebuah sekolah menengah. Selanjutnya upaya yang dilakukan Dinkes sudah sesuai dengan SOP, misalnya yang positif (Hepatitis A) diobati sesuai dengan tata laksana, penjajakan makanan juga diperiksa.
"Orang yang pertama (terjangkit Hepatitis A) itu harus dicari untuk menentukan apa sebenarnya sumber penularan,” ucap dr. Wiendra.
Masalah Hepatitis A tidak bisa selesai dengan cepat karena masa penularannya 28-30 hari. Namun, kata Wiendra, untuk sementara Kemenkes dengan Dinkes Depok terus melakukan upaya-upaya untuk menurunkan angka kasus Hepatitis A. Upaya tersebut dilakukan di antaranya dengan mendirikan posko kesehatan, memeriksa kualitas makanan yang ada, dan sanitasi.
Adapun tim dari Puskesmas setempat pada pekan lalu melakukan investigasi ke sekolah itu dan mencatat 105 guru dan siswa tidak hadir, termasuk beberapa yang sudah dirawat di rumah sakit setempat. Kepala Dinas Kesehatan Depok, Novarita, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi, termasuk mengambil sampel air, makanan, serta sampel tes darah dari 72 orang yang diduga terkena Hepatitis A. Jika hasilnya sudah ada, Dinas Kesehatan akan segera mengumumkan dan menyatakan status kasus Hepatitis A di Depok.