India Berhasil Ciptakan Kontrasepsi Suntik untuk Pria Pertama di Dunia
- Dokumentasi HonestDocs
VIVA – Kontrasepsi suntik untuk pria pertama di dunia sudah berhasil melalui tahap uji klinis di India. Dalam waktu 6-7 bulan lagi diperkirakan produk tersebut sudah bisa tersedia untuk produksi massal.
Produk kontrasepsi yang dibuat oleh Indian Council of Medical Research (ICMR) dan disebut dengan Reversible Inhibition of Sperm Under Guidane (RISUG)), sudah dikirim ke Drug Controller General of India (DCGI) untuk mendapat persetujuan.
"Produknya sudah siap, dengan hanya persetujuan regulator yang masih tertahan di Drug Controller," ujar Dr. R.S. Sharma, ilmuwan senior di ICMR dan kepala penelitian uji klinis seperti dikutip Nextshark.
Dia melanjutkan, uji klinis sudah selesai, yang meliputi perpanjangan uji klinis 3 fase di mana 303 kandidat direkrut dengan 97,4 persen tingkat keberhasilan dan tidak ada efek samping yang dilaporkan.
"Produk ini bisa secara aman disebut kontrasepsi pria pertama di dunia," ujarnya.
RISUG, kontrasepsi polymer yang dibangun di tahun 1970 dan sudah diteliti sejak 1984, terbuat dari senyawa yang disebut dengan Styrene Maleic Anhydride. Senyawa ini memiliki efek yang bertahan hingga 13 tahun sebelum efeknya mulai menghilang.
"Dalam studi klinis terhadap tikus, telah terbukti menjadi metode membuat jarak yang dapat diandalkan, dan kami akan menginisiasi studi manusia untuk membuktikannya pada manusia juga. Ini bisa digunakan sebagai metode membuat jarak yang efektif," kat Sharma.
RISUG bisa disuntikkan di bawah anestesi lokal oleh profesional medis yang tersertifikasi pada tuba yang mengandung sperma dekat dengan testikel (vas deferens). Polymer di dalam kontrasepsi akan menghambat tuba dan mencegah sperma keluar. Menurut Mayo Clinic, saat ini, satu-satunya metode yang disetujui untuk kontrasepsi pria adalah vasektomi, prosedur bedah yang memotong, mengikat atau kauterisasi vas deferens.
Menurut artikel yang diterbitkan oleh National Health Service, uji klinis untuk kontrasepsi suntik pria dengan tingkat kesuksesan 96 persen dihentikan pada tahun 2016 setelah banyak pria yang terlibat dalam uji klinis menderita efek samping, seperti jerawat dan perubahan mood. Di Amerika Serikat, pengembangan pada kontrasepsi pria yang mirip disebut engan dengan Vasalgell masih dalam tahap pengembangan.