Ciuman Basah Bisa Tularkan HIV AIDS Guys, Ini Penjelasannya

Bahaya ciuman.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Edukasi seksual sangat dibutuhkan pada anak yang mulai beranjak remaja agar tidak lagi memercayai mitos dan hoaks yang beredar. Tak terkecuali terkait penyakit menular seksual atau PMS yang mencakup HIV dan AIDS. Apakah ciuman basah bisa menularkan HIV atau AIDS?

Aksi Panggung Wika Salim Bikin Geger, Ciumannya ke Penonton Pria Jadi Viral

Reckitt Benckiser Indonesia menggelar survei daring di kalangan para remaja, pasangan yang baru menikah, dan para orang tua di lima kota besar di Indonesia. Dari survei itu mereka menemukan masih ada miskonsepsi pada PMS, khususnya HlV/AlDS.

Survèi menemukan, lebih dari 50 persen responden anak muda, orang tua, dan pasangan menikah percaya berciuman mampu menularkan penyakit HlV/AIDS.

Kim Hye Yoon Malu dan Gugup Saat Adegan Ciuman dengan Byeon Woo Seok di Lovely Runner

"Berciuman masuk ke dalam salah satu concern Eduka5eks (program edukasi seks oleh Durex). Dari hasil penelitian, cium pipi dengan pengidap HIV AIDS tidak menularkan virusnya," ujar Spesialis Kulit dan Kelamin, dokter Hanny Nilasari, dalam acara Eduka5eks di Jakarta, Kamis 20 November 2019.

Hanny menuturkan, virus HIV tidak begitu saja menempel di kulit dan membuat seseorang terinfeksi. Begitu pula pada saat berjabat tangan, virus HIV tidak dengan mudah menulari orang lain.

Zoe Levana Klarifikasi Soal Video Mesra dengan Gus Zizan di Klub Malam

"Kalau hanya skin to skin, virus tidak langsung menular. Kalau cium bibir luar saja, itu daya tular ada, tapi sangat rendah hanya 0,0001 persen," katanya.

Berbeda ketika ciuman yang dilakukan sudah melibatkan lidah dan bibir bagian dalam. Menurut Hanny, daya tularnya bisa meningkat apalagi jika memiliki luka di bagian dalam bibir.

"Kalau ciuman mukosa ke mukosa, ciuman basah atau sudah french kiss, daya tular lebih tinggi. Berciuman seperti itu berisiko tularkan HIV AIDS," jelasnya.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Kenali Gejala Awal HIV/AIDS dan Cara Efektif Mengatasinya Sebelum Terlambat!

Stigma negatif dan kurangnya edukasi memperburuk keadaan. Orang yang terinfeksi kerap menghadapi diskriminasi sosial, bahkan dari lingkungan terdekat.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024