Bahaya Lansia Malnutrisi, Picu Kelelahan hingga Amnesia
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Jumlah penduduk berusia lanjut (60 tahun ke atas) di Indonesia terus mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik memprediksi pada tahun 2035 jumlah lansia akan mencapai 48 juta jiwa atau 15 persen dari total penduduk Indonesia.
Tingginya jumlah penduduk lansia dapat membawa dampak positif, hanya apabila mereka tetap dalam keadaaan sehat, aktif, dan produktif. Sebaliknya, penduduk lansia yang memiliki masalah penurunan kesehatan dapat mengakibatkan peningkatan biaya kesehatan serta menciptakan lingkungan yang tidak ramah terhadap lansia.
Dokter spesialis geriatri Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD-KGer menjelaskan bahwa di Indonesia masih banyak lansia yang mengalami ketidakcukupan gizi (malnutrisi), padahal asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk membantu para lansia agar tetap sehat. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi tubuh dan perubahan metabolisme yang dapat membuat para lansia lebih rentan terhadap penyakit dan kehilangan massa otot.
"Malnutrisi pada lansia dapat mengakibatkan penurunan berat badan, kelelahan, dan tidak berenergi, kehilangan massa dan kekuatan otot, daya ingat yang melemah, kerentaan, mudah sakit dan perlu waktu lama untuk sembuh. Kondisi ini dapat mengganggu para lansia dalam menjalani aktivitas hariannya," ujar dr. Purwita dalam siaran pers Nestlé BOOST Optimum, Minggu 17 November 2019.
Salah satu hal yang dibutuhkan lansia yaitu asupan yang tepat berupa protein yang memadai. Dengan bantuan protein tepat, tubuh lansia mampu menjaga kekuatan otot serta membuat sistem imun lebih baik.
"Terapi gizi sebagai solusi bagi perawatan kesehatan lansia. Seperti asupan dari produk yang diformulasikan secara khusus, yang mengandung 50 persen protein whey dan perbandingan komposisi whey dan kasein-nya sebesar 50:50. Lalu, Vitamin D, E, B6 dan B12, serta probiotik (Lactobacillus paracasei) dan prebiotik (serat pangan yaitu inulin dan fructo-oligosaccharides) yang berguna untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan," jelas Marketing Manager Nestlé Health Science (NHS), dr. Yulia Megawati.
Perlu dipahami, selain faktor medis seperti riwayat penyakit dan faktor fisik seperti kesehatan gigi yang buruk, faktor sosial seperti rasa kesepian atau depresi juga bisa menjadi penyebab terjadinya malnutrisi pada lansia. Maka, dengan mengambil peran dalam melibatkan diri untuk memonitor asupan gizi harian para lansia, keluarga juga perlu menyemangati lansia untuk terus menghidupkan mimpi-mimpi mereka yang tertunda, termasuk mencoba aktivitas baru atau menekuni hobi mereka secara rutin.