Inovasi Pengobatan Kanker Limfoma Hodgkin Terbaru

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA – Kanker Limfoma Hodgkin merupakan kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Secara global, lebih dari 62 ribu orang terdiagnosa Limfoma Hodgkin. Dari angka itu sebanyak 25 ribu orang meninggal akibat penyakit itu.

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dari banyak jenis kanker, kanker Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi. Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Medik RSCM, Dr.dr Ikhawan Rinaldi Sp.PD-KHOM,M.Epid menjelaskan, kanker Limfoma Hodgkin meski memiliki angka kesembuhan yang tinggi. Namun, kata dia masih ada kemungkinan kecil (10-30 persen) kambuh.

Dijelaskannya, untuk Pengobatan Limfoma Hodgkin kambuh adalah kemoterapi dosis tinggi yang dilanjutkan dengan transplantasi sumsum tulang. Regimen kemoterapi untuk kasus Limfoma hodgkin kambuh tidak banyak mengalami perubahan dalam 30 tahun terakhir ini.  

Punya Seribu Wajah! Gejala Limfoma Hodgkin Sering Menyerupai Penyakit Lain, Salah Satunya Demam

Transplantasi sumsum tulang juga tidak selalu dapat dilakukan pada kasus Limfoma Hodgkin kambuh karena masalah finansial dan ketidakmampuan fisik terutama pasien-pasien usia lanjut. Namun kini, kata dia terdapat inovasi pengobatan non transplantasi dengan Antibody Drug Conjugate (ADC) yang dikategorikan sebagai terapi bertarget.

 Obat pintar ini berbeda dengan kemoterapi karena mampu mengenali sel Limfoma Hodgkin melalui ikatan antara antibodi monoklonal anti-CD30 dengan CD30 yang berada di permukaan sel Limfoma Hodgkin. Obat pintar ini merupakan kombinasi antibodi dan zat sitotoksik yang disebut ADC.

Teranostik Digital, Terobosan dalam Penanganan Kanker di Indonesia

“ADC ini mengandung dua komponen yaitu antibodi monoklonal anti-CD30 yang dinamakan Brentuximab dan monomethyl auristatin E (MMAE) yang merupakan agen antineoplastik sintetik dan dinamakan Vedotin. Sehingga obat pintar ini diberi nama Brentuximab Vedotin (BV),” kata dr Ikhawan di Raffles Hotel Jakarta Selatan, Rabu 13 November 2019.

Ia melanjutkan BV bekerja dengan cara berikatan dengan CD30 di permukaan sel Limfoma Hodgkin untuk selanjutnya masuk ke dalam sel dan melakukan penghentian siklus kehidupan sel sehingga terjadi apoptosis sel (kematian sel). Dengan demikian, obat pintar ini bekerja dengan mengenali dan menghancurkan hanya sel Limfoma Hodgkin dan tidak menghancurkan sel lain, sehingga efek samping yang ditimbulkannya relatif lebih ringan dibandingkan kemoterapi pada umumnya.

"Obat ini nantinya akan masuk ke ini sel. Nantinya obat ini bisa mengenali setelah itu tau letak kelemahan sehingga bisa menghancurkannya. Dibanding obat kemoterapi, obat ini akan mengenali sel yang mengandung kanker. Kalau diberikan ini 90 persen pasien penurunan dari tumornya. Setelah beberapa kali dilihat lagi hasilnya,” kata dia.

Pengobatan kanker menggunakan alat radioterapi Thomotherapy.

Kemenkes Catat BPJS Keluarkan Dana Rp5,9 Triliun untuk Pengobatan Kanker

Salah satu tantangan utamanya adalah keterlambatan diagnosis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan pemanfaatan kedokteran nuklir.

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2024