Survei: Orang Indonesia Sadar Kesehatan Lingkungan Tapi Malas Gerak
- U-Report
VIVA – Isu kerusakan lingkungan telah mengemuka dalam beberapa tahun belakangan. Kesadaran masyrakat Indonesia akan hal ini sebenarnya terbilang cukup tinggi. Survei Tetra Pak Index 2019 dengan tema “The Convergence of Health & Environment, mengungkapkan bahwa 82 persen konsumen Indonesia setuju bahwa akan terjadi kerusakan lingkungan dan dapat ditangani jika kita segera mampu mengubah kebiasaan yang ada saat ini.
"Sebenarnya ada kesadaran dan ambisi konsumen yang tinggi untuk menjadi sehat sekaligus melindungi lingkungan, di mana 86 persen konsumen menganggap penting gaya hidup sehat " ungkap Gabrielle Angriani, Communication Manager Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Jumat, 1 November 2019.
Ia mengatakan, 80 persen konsumen juga setuju untuk hidup dengan dampak lingkungan yang minimal. Sayangnya kesadaran tersebut belum diiringi dengan aksi nyata. Dalam survei yang sama terungkap bahwa perilaku daur ulang di Indonesia belum banyak diterapkan.
"Hanya 42 persen konsumen Indonesia yang mendaur ulang produk yang telah dipakai. Hanya 45 persen konsumen Indonesia telah berkeinginan untuk mengurangi pembelian dan pemakaian plastik. Banyak masyarakat yang Ada tiga. Motivasinya kurang kuat, tekanan lingkungan, dan malas ribet" ungkap Michael.
Selain itu, berdasarkan survei, rasa tanggung jawab individu terhadap lingkungan dan kesehatan di Indonesia termasuk tinggi. Sejumlah 84 persen konsumen merasa dirinya bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan. Sementara sebanyak 83 persen merasa bertanggung jawab atas kesehatan pribadi.
Lebih Jauh, Michael mengatakan bahwa pemilihan kemasan sebaiknya memerhatikan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan memastikan daur ulangnya pasca konsumsinya dilakukan secara tepat. Dengan demikian dampak terhadap lingkungan dan kesehatan bisa diminimalisir.
Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan di lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia dengan kolaborasi bersama Ipsos yang mengambil 1.000 responden di masing-masing negara.