Alfin Lestaluhu Meninggal Karena Ensefalitis, Penyakit Apa itu?
- Instagram @bimasakti230176
VIVA – Kabar duka datang dari dunia sepabola Indonesia. Pemain tim nasional Indonesia U-16 Alfin Lestaluhu meninggal dunia. Awalnya ia sempat dirawat di rumah sakit di Ambon sebelum dipindahkan ke Jakarta.
Kabar tentang penyakit yang dideritanya juga sempat simpang siur. Belakangan ia diketahui Alfin Lestaluhu meninggal akibat Encephalitis. Alfin Lestaluhu mengembuskan napas terakhir Kamis, 31 Oktober 2019, pukul 22.11 WIB pada usia 15 tahun.
Lantas, apa itu Encephalitis? Benarkah penyakit yang diderita Alfin Lestaluhu itu sangat mematikan?
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, Encephalitis atau Ensefalitis adalah peradangan otak. Ada beberapa penyebab, tetapi yang paling umum adalah infeksi virus.
Ensefalitis sering menyebabkan tanda dan gejala mirip flu ringan seperti demam atau sakit kepala. Dalam beberapa kasus penyakit ini tidak ada gejala sama sekali. Terkadang gejala seperti flu lebih parah. Ensefalitis juga dapat menyebabkan pikiran bingung, kejang, atau masalah dengan indera atau gerakan.
Komplikasi pada peradangan dapat melukai otak, kemungkinan mengakibatkan koma atau kematian. Komplikasi lain, sangat bervariasi dalam tingkat keparahan, dapat bertahan selama berbulan-bulan atau permanen. mempengaruhi masing-masing individu.
Diagnosis dan perawatan yang tepat waktu penting karena sulit untuk memprediksi bagaimana ensefalitis akan mempengaruhi masing-masing individu.
Penyakit Langka
Dikutip laman Kids Health, ensefalitis yang merupakan peradangan (pembengkakan dan iritasi) otak adalah penyakit langka. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak, orang tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Beberapa ribu kasus ensefalitis dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setiap tahun. Tetapi para ahli kesehatan berpikir bahwa lebih banyak kasus terjadi yang tidak dilaporkan karena gejalanya bervariasi dan bisa ringan.
Apa Tanda & Gejala Ensefalitis?
Gejala pada kasus ringan ensefalitis biasanya meliputi demam, sakit kepala, nafsu makan yang buruk, kehilangan energi, perasaan sakit yang umum.
Meski gejala yang ditimbulkan bisa ringan, tapi kasus ensefalitis yang serius dapat menyebabkan demam tinggi, sakit kepala parah, mual dan muntah, leher kaku, kebingungan, perubahan kepribadian, kejang (kejang), masalah dengan berbicara atau mendengar, halusinasi, hilang ingatan, kantuk, koma.
Sementara bayi yang menderita sakit ini, akan sangat sulit diketahui gejalanya. Sebab, beberapa gejala pada bayi, mirip dengan gejala sakit lainnya. Seperti muntah, tangisan yang tidak berhenti hingga kekakuan tubuh.
Ensefalitis bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa virus. Yakni, virus herpes, seperti cacar air, EBV (virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mono), dan herpes simpleks (yang menyebabkan luka dingin).
Virus dan kuman lain yang ditularkan oleh serangga, seperti virus West Nile (menyebar melalui gigitan nyamuk) dan kuman yang menyebabkan penyakit Lyme dan Rocky Mountain melihat demam (menyebar melalui gigitan kutu).
Virus yang menyebabkan infeksi pada masa kanak-kanak seperti campak, gondong, dan campak Jerman juga bisa memicu ensefalitis. Untuk itulah, penting pada bayi diberikan imunisasi secara rutin.