Menteri Terawan Mau Kirim Alat Kontrasepsi ke Pelosok Indonesia
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.
VIVA – Alat kontrasepsi (alkon) merupakan alat yang digunakan untuk menyukseskan program Keluarga Berencana (KB) di Tanah Air. Program yang terus diupayakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tersebut harus terhambat oleh beberapa hal termasuk keterbatasan alkon di daerah pedalaman.
Mengenai hal ini, Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto berjanji akan berkoordinasi dengan banyak pihak agar program KB bisa berjalan lancar. Selain distribusi alkon yang dipermudah, komunikasi antar Kementerian akan digiatkan.
"Keterbatasan distribusi alkon, perlu dikoordinasikan dan akan ada gudang-gudang untuk alkon. Jadi sudah ada solusinya. Antar lembaga kementerian ini kolaborasi agar tidak ada tumpang tindih anggaran, sehingga apa yang kurang bisa diperbantukan tanpa menyalahi aturan," ujar Terawan dalam temu media di Kantor BKKBN, Jakarta, Senin, 28 Oktober 2019.
Di kesempatan yang sama, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo sebelumnya menyebutkan sulitnya alkon dijangkau hingga desa-desa di Indonesia. Padahal, alkon menjadi salah satu cara tepat dalam membangun keluarga berencana dengan membatasi jarak kehamilan.
"Alat kontrasepsi belum sampai ke pelosok indonesia. Ingin sukseskan KB dengan alat kontrasepsi yang bisa dikirim sampai ke pelosok," ujar Hasto di kesempatan yang sama.
Hasto juga mengatakan bahwa kendala lainnya yang membuat program KB masih sulit dibangun secara meluas, yaitu rumitnya sistem yang dibuat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Tak sedikit yang harus antre dalam waktu lama untuk bisa memasang alkon di puskesmas atau fasilitas kesehatan yang ditanggung BPJS.
"Layanan kontrasepsi terganggu dengan sistem BPJS sekarang, Yang antre banyak, tapi klaimnya sulit dan syarat terlalu sulit dicapai sehingga tujuan kontrasepsi dengan BPJS tidak tercapai," kata Hasto lagi.