Hari Sumpah Pemuda, Menkes Bahas Pencegahan Stunting
- ISTOCK/BBC.com
VIVA – Stunting atau tubuh kerdil menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih cukup memprihatinkan di Indonesia. Prevalensi stunting saat ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI Oktober 2019 yakni 27,67 persen.
Disebutkan Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto, stunting merupakan masalah yang perlu diatasi dengan rencana yang tepat. Dengan mengatasi stunting, Menkes menegaskan, generasi muda akan mampu menjadi sosok pemimpin layaknya generasi sebelumnya yang menggalakkan Hari Sumpah Pemuda.
"Terutama cara merawat anak menjadi anak yang tidak termasuk golongan stunting tapi tumbuh jadi generasi muda, maju, dan memimpin dunia seperti hari ini di Hari Sumpah Pemuda," ujar Menkes Terawan, dalam acara media di BKKBN, Jakarta, Senin 28 Oktober 2019.
Menkes menegaskan, stunting dan kematian ibu dan anak memiliki kaitan yang erat. Dengan meminimalisir angka kematian ibu dan anak, maka stunting dapat dicegah dan menghasilkan generasi muda yang sehat secara jasmani dan moral.
"Penurunan kematian bayi dan ibu bisa diturunkan drastis dengan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan pendidikan. Jasmani sehat tapi kalau pendidikan tidak sehat seperti asupan keperawatan pada anak tidak sehat, otomatis stunting tidak bisa diatasi," terangnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo yang ikut menuturkan besarnya peran generasi muda dalam membangun bangsa. Dengan meminimalisir angka stunting, Hasto mengharapkan generasi muda bisa menjadi sosok yang lebih baik terutama saat membina keluarganya yang kelak kembali menghasilkan generasi-generasi baru.
"Kami bantu turunkan stunting dengan bina keluarga Baduta (bawah dua tahun) dan program generasi berencana. Generasi berencana (genre) agar nantinya keluarganya terencana yaitu bukan dengan menikah karena accident (kecelakaan)," terang Hasto.
Â