Biar Kulit Gak Gosong, Hindari Sinar Matahari di Jam Ini

Ilustrasi terkena sinar matahari.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sinar matahari diketahui bermanfaat bagi kesehatan. Tapi, tidak sepanjang hari sinar matahari memiliki efek baik. Sebab, terpapar terlalu banyak sinar matahari dapat menyebabkan keriput dini dan bintik-bintik penuaan, hingga membuat lebih mungkin terkena kanker kulit.

Lagi Viral SPF Lip Gloss, Emang Bibir Perlu Perlindungan dari Sinar UV?

Untuk itu, penting mengetahui waktu yang tepat untuk menghindari kerusakan kulit akibat sinar matahari. Lantas, jam berapa sajakah itu?

Seperti dilansir dari WebMD, setiap orang sebaiknya tetap di dalam rumah antara pukul 10.00-14.00. Karena, di waktu-waktu tersebut sinar matahari sedang kuat-kuatnya.

Kulit Anak Sensitif Jika Terkena Sinar Matahari, Usia Berapa Si Kecil Boleh Pakai Sunscreen?

Baca juga: Hindari Berjemur Siang Hari Lebih dari 5 Menit

Untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari, kamu bisa memilih pakaian, topi, dan tabir surya jika pergi ke luar. Tabir surya melindungi kulit kamu dari sinar ultraviolet matahari. 

Tarra Budiman Lebih Suka Pakai Sunscreen Spray Buat Olahraga Lari, Efektif Gak Sih?

Sinar ultraviolet meliputi UVA dan UVB. UVA menembus kulit lebih dalam dari sinar UVB yang menyebabkan keriput dan berkontribusi terhadap kanker kulit. Sementara sinar UVB menyebabkan kulit terbakar dan juga merupakan faktor pemicu kanker kulit.

Untuk itu, kamu harus memakai tabir surya setiap hari, di setiap musim, bahkan ketika di luar berawan, hujan, atau dingin. Pakailah tabir surya di seluruh kulit sekitar 15 hingga 30 menit sebelum pergi keluar.

Ingat, sinar UVA matahari datang melalui jendela dan kaca mobil, jadi kamu masih perlu mengaplikasikan tabir surya bahkan jika kamu hanya akan mengemudi. Gunakan kembali tabir surya setiap satu setengah jam setelah berkeringat atau berenang.

Osteoporosis

2 dari 5 Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis, Ini Nutrisi dan Gaya Hidup yang Harus Diperhatikan

Di Indonesia, 2 dari 5 orang berisiko terkena osteoporosis, dengan 41,2 persen orang berusia di bawah 55 tahun sudah mengalami osteopenia atau kepadatan tulang menurun.

img_title
VIVA.co.id
29 Oktober 2024