Jam Terbang Padat, Pilot dan Pramugari Rentan jadi Pecandu Narkoba
- Pixabay/Zorgist
VIVA –Sebagai seorang pekerja yang memiliki jam kerja cukup padat, tentunya harus ekstra menjaga stamina dan kesehatan agar bisa memenuhi atau menjalankan seluruh tuntutan pekerjaan mereka. Seperti hal nya para pekerja di dunia penerbangan, yakni pilot dan pramugari atau awak kabin yang aktif.
Mereka yang berprofesi di bagian pelayanan transportasi udara dan melakukan perjalanan di udara dengan waktu tempuh cukup lama ini, tentunya membutuhkan tenaga ekstra, terlebih bila mereka harus melakukan penerbangan di malam hari.
Namun sayangnya, banyak para pekerja yang memilih jalan pintas agar bisa memenuhi seluruh tuntutan pekerjaan mereka itu, yakni dengan cara mengonsumsi narkotika jenis sabu.
Menurut salah seorang pakar narkotika, dr. Aisah Dahlan, 70 persen pengguna narkotika berasal dari para pekerja yang memang menggunakan narkotika untuk bisa memenuhi tuntutan pekerjaan mereka, terutama para pilot dan pramugari.
"Dunia penerbangan ini sangat rentan sekali terpapar penyalahgunaan narkotika, karena memang mereka harus siap bila ditugaskan kapan pun, mau itu, malam atau pagi, bahkan mau itu dekat atau jauh waktu tempuh perjalanannya. Dan ini yang dikhawatirkan, untuk tetap membuat mereka segar, tidak mudah ngantuk, mereka malah mengonsumsi narkotika terutama jenis sabu," katanya saat memberikan penyuluhan bahaya narkotika kepada para jajaran pekerja PT Garuda Indonesia di Garuda Auditorium, Tangerang, Rabu, 23 Oktober 2019.
Berbagai efek samping dari penggunaan barang haram tersebut pun dipaparkannya melalui aksi teaterikal, seperti mudah berhalusinasi, memiliki temperamental yang tinggi hingga, muncul depresi.
"Efeknya tentu yang sangat bahaya bagi kita. Makanya di sini juga, kita bukan cuma memberitahukan bagaimana itu narkotika atau efeknya, tapi pencegahannya juga. Caranya adalah dengan menjalin hubungan, serta komunikasi yang baik, itu kuncinya. Kalau itu terjalin baik, maka lingkungan yang ada di sekitar kita akan positif begitu pula dengan pemikiran kita," ujarnya.
Sementara itu, selain melakukan seminar bahaya narkotika, perusahaan BUMN ini, juga akan rutin melakukan pengecekan urine. Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Ari Askhara mengatakan, pemeriksaan itu akan dilakukan berkala dan wajib diikuti seluruh karyawan termasuk para jajaran manajerial.
"Tentunya, apabila ditemukan karyawan yang terbukti mengonsumsi narkoba, maka kami tidak segan untuk memberikan sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku, karena ini sebagai bentuk kepedulian dan keselamatan penerbangan apalagi Garuda Indonesia adalah maskapai yang memiliki rating five star," ungkapnya.
Tidak hanya itu, pemeriksaan urine untuk penangkalan pencandu narkoba sudah dilakukan sejak tes rekrutmen pilot dan pegawai Garuda Indonesia pada tahap background check. Dengan harapan setiap individu yang bergabung menjadi keluarga besar Garuda Indonesia Group akan bersatu memberantas narkoba dan selalu mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan para pengguna jasa layanan penerbangan.