Metode Cuci Otak Terawan Agus Putranto Bikin IDI 'Panas Dingin'

Presiden Jokowi dan Kepala RSPAD Gatot Subroto, Terawan Agus Putranto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

VIVA – Presiden Jokowi telah resmi menetapkan Mayor Jenderal TNI dr Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Sebelum ditunjuk sebagai menteri, Terawan menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto.

Dilantik Jadi Penasihat Khusus Prabowo, Segini Gaji yang Didapat Luhut hingga Terawan

Selama berkarier di dunia kesehatan, banyak terobosan yang dibuat oleh Terawan. Salah satunya, terapi cuci otak yang dikenal dengan 'Terawan Theory'.

Metode ini pertama kali diperkenalkan pada 2005. Kala itu terapi cuci otak ini disebut-sebut telah membantu meringankan 40 ribu penderita stroke.

Dilantik Prabowo Jadi Penasihat Khusus Presiden, Terawan: Siap Laksanakan Perintah

Atas inovasinya tersebut, Terawan diganjar berbagai penghargaan, seperti penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak, serta Penghargaan Achmad Bakrie XV.

Meski begitu, metode terapi cuci otak Terawan menuai kontroversi pada tahun lalu. Adalah Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) yang menyatakan metode milik Terawan terbukti melakukan pelanggaran berat etik kedokteran.

Daftar Nama Penasihat Khusus Presiden Prabowo dan Bidang-bidangnya

Alhasil, MKEK PB-IDI memecat sementara selama satu tahun Terawan sebagai anggota IDI. Lantas, apa sebenarnya metode cuci otak milik Terawan Agus Putranto?

Metode cuci otak atau biasa disebut brain flushing pertama kali diperkenalkan Terawan dalam disertasinya bertajuk “Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis".

Ia menerapkan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Subtraction Angiogram). Itu adalah teknik melancarkan pembuluh darah otak yang sudah ada sejak tahun 90-an. Modifikasi ini bertujuan mengurangi paparan radiasi.

"Jumlah radiasi di ruang tindakan yang mengenai pasien dapat diredam hingga 1/40 dari jumlah radiasi biasa yang dilakukan di luar negeri. Tekniknya hanya memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha," kata Terawan kepada VIVA, saat diwawancara di RSPAD Gatot Subroto pada April 2013.

Ia pun menjelaskannya dalam bahasa awam. Menurutnya, stroke terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di area otak. Itu mengakibatkan aliran darah jadi macet dan saraf tubuh tak bisa bekerja dengan baik.

Buntutnya, orang jadi tidak bisa menggerakkan tangan, kaki, bibir, atau anggota tubuh lainnya. Untuk itulah cuci otak dibutuhkan.

Kepada para pasiennya, Terawan melakukan flushing, menyemprot 'gorong-gorong' aliran darah yang tersumbat dengan air yang mengandung sodium chloride.

Nah, saat pembuluh darah tersebut lancar kembali, semua akan berubah dengan cepat. Jaringan sel berfungsi kembali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya