Bahaya Mom Shaming Ternyata Bisa Picu Bayi Lahir Prematur
- Freepik/senivpetro
VIVA – Bullying secara verbal seperti body shaming tanpa sadar seringkali dilakukan seseorang. Perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif, entah itu mengejek tubuh gendut, kurus, pendek, atau tinggi, ini sama saja kamu melakukan bullying secara verbal. Bahkan untuk ibu, body shaming yang dikenal dengan istilah Mom Shaming bisa mempengaruhi perkembangan buah hatinya.
Belakangan ini, bullying secara verbal ini semakin banyak dilakukan. Terutama semenjak adanya media sosial, dimana pelaku shaming lebih berani melemparkan kritik karena tidak berhadapan langsung dengan korbannya.
Shaming mempermalukan, bentuk penilaian dari orang lain, kritikan yang efeknya negatif bagi si penerima. Shaming ini sendiri bisa ditujukan kepada si ibu, anak atau bisa ditujukan untuk keduanya.
"Kalau masukan positif caranya pun berbeda. Kalau shaming kan jadi dipermalukan di tempat umum. Lagi ketemu di depan orang sebut bentuk badan, dan juga di media sosial," kata Psikolog Dessy Ilsanty saat ditemui dalam acara Kampanye Anti Mom-Shaming oleh Hallo Bumil di Cipete Jakarta Selatan, Selasa 15 Oktober 2019.
Iklim dan budaya mengkritik atau yang dikenal dengan Mom Shaming kerap menimbulkan masalah dan tekanan yang mempengaruhi psikologis perempuan. Padahal, kata dia kesehatan mental merupakan salah satu aspek kesehatan yang penting untuk diperhatikan terutama saat persiapan kehamilan, selama menjalani kehamilan, dan pada periode pemberian ASI.
Di sisi lain, dokter obgyn, dr. N. B. Donny A. M., Sp.OGÂ menyebut beberapa efek yang bisa terjadi. Mulai dari kontraksi hingga pola pengasuhan anak. Kontraksi ini bisa terjadi lantaran kondisi ibu yang mengalami stres akibat shaming.
"Kalau kontraksinya belum waktunya bisa berisiko bayi lahir prematur," kata dia.
Selanjutnya, dampak yang terjadi akibat shaming setelah melahirkan bisa mempengaruhi pola pengasuhan si ibu. Hal ini lantaran adanya emosi yang mungkin tidak terlampiaskan yang akhirnya dilampiaskan kepada anaknya sendiri.