Orang Indonesia Lebih Suka Tanya Obat ke Google Daripada Apoteker

Ilustrasi obat.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kemajaun teknologi membuat masyarakat semakin cepat dan mudah dalam mengakses informasi. Termasuk ketika sakit dan ingin mendapatkan sebuah resep obat. Kebanyakan masyarakat Indonesia lebih cenderung mencari informasi mengenai obat di internet ketimbang bertanya langsung kepada tenaga kesehatan, termasuk ke apoteker.

Genjot Efisiensi dan Pertumbuhan Bisnis, Bank Jago Gandeng Google Cloud Manfaatkan AI

"Salah satu survei mengatakan, masyarakat begitu mendapat obat bertanya kepada Google dan dokter, baru ke apoteker. Nah, jadi diharapkan apoteker bisa menjelaskan obat kepada masyarakat melalui teknologi," ungkap  Ketua Umum IAI, Nurul Falah Eddy Pariang,dalam, konferensi Kolaborasi Merck dan IAI, di Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019.

Baca juga: BPOM Minta Industri Farmasi Tarik Ranitidin Dalam 80 Hari

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Ia memaparkan bahwa pada dasarnya, tenaga kesehatan di Indonesia memiliki 4 isu utama, yaitu jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang, distribusi tenaga kesehatan tidak merata, kualifikasi pendidikan dibawah mencukupi dan mutu atau kualitas yang belum memadai. Apoteker memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pasien melalui pelayanan kefarmasian.

"Salah satunya adalah memberikan konseling kepada pasien dan masyarakat terkait penggunaan obat yang benar. Saat ini tantangan yang dihadapi oleh apoteker sangat banyak, salah satunya perkembangan dunia kesehatan yang sangat cepat," kata Nurul.

Kenali Penyebab Alergi Makanan, IDI Lombok Barat Berikan Informasi Pengobatan

Nurul menjelaskan, seorang apoteker yang baik dianjurkan untuk berkenalan dengan pasiennya. Mereka juga harus bisa mencatat rekam jejak obat yang digunakan dan mampu menjelaskannya.

"Jadi mereka ada hubungan baik dari apoteker terhadap pasiennya. bahkan sesekali menelepon untuk mengetahui kondisi pasiennya. Bahkan dalam aturan Permenkes apoteker harus melakukan pelayanan untuk datang ke rumah pasiennya (home care) terutama untuk pasien geriatri untuk mengetahui kondisi pasiennya," lanjut Nurul.

Oleh karena itu, peningkatan kompetensi diri harus dilakukan secara terus menerus sehingga mampu memberikan kualitas layanan kefarmasian yang up to date.

"Sebagai mitra bagi tenaga kesehatan, kami menemukan adanya kebutuhan peningkatan kapasitas apoteker. Hal ini sangat penting karena peran mereka sebagai lini terdepan yang memberikan layanan langsung kepada masyarakat luas," kata Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin.

sup ayam

Rahasia Sembuhkan Flu Cepat dengan Sup Ayam di Rumah? Dijamin Manjur!

Kenapa Flu Selalu Mengganggu Aktivitas Kita? Flu adalah penyakit yang tampaknya sepele, tetapi dampaknya sangat mengganggu. Hidung tersumbat, tenggorokan gatal, batuk....

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024