Kenali Gejala Phobia Sosial yang Pernah Diderita Sulli
- instagram @jelly_jilli
VIVA – Kabar meninggalnya mantan personel f(x) Sulli menggemparkan publik. Mengingat polisi mengatakan pada laman Yonhap bahwa manajer Sulli menemukan sang bintang meninggal dunia di rumahnya di Sujeong-gu, Seongnam, Gyeonggi, Korea Selatan.
Menurut laporan polisi, manager Sulli menemukan penyanyi berusia 25 tahun itu di lantai dua rumahnya di Sujeong-gu, Seongnam, Gyeonggi, Korea Selatan, Senin, 14 Oktober 2019 pukul 15.21 waktu setempat. Sebelum kabar meninggalnya Sulli ramai diberitakan, mantan personel f(x) ini sering menuai perhatian masyarakat luas.
Salah satunya adalah saat pengakuan dirinya yang mengalami gangguan mental tahun lalu. Dilansir dari laman K-Pop Sulli mengaku mengalami gangguan panik, phobia sosial sejak kecil.
"Phobia sosial, gangguan panik, aku punya masalah ini sejak masih kecil. Aku melewati masa sulit saat teman dekat meninggalkanku. Aku banyak terluka oleh orang-orang. Aku benar-benar terpuruk saat itu. Tak ada satu orangpun di sisiku. Tak ada seorang pun yang memahamiku," ujarnya.
Lalu apa itu phobia sosial yang diderita oleh Sulli? Dilansir dari laman Healthline, gangguan kecemasan atau yang disebut sebagai phobia sosial, adalah jenis gangguan kecemasan yang menyebabkan ketakutan ekstrem dalam lingkungan sosial.
Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan berbicara dengan orang, bertemu orang baru, dan menghadiri pertemuan sosial. Mereka takut dihakimi atau diteliti oleh orang lain. Mereka mungkin mengerti bahwa ketakutan mereka tidak rasional atau tidak masuk akal, tetapi merasa tidak berdaya untuk mengatasinya.
Kecemasan sosial berbeda dari rasa malu. Rasa malu biasanya bersifat jangka pendek dan tidak mengganggu kehidupan seseorang. Kecemasan sosial bersifat persisten dan melemahkan.
Gejala-gejala gangguan ini mungkin mulai sekitar usia 13. Beberapa gejala gangguan kecemasan sosial bisa menyebabkan gejala fisik seperti memerah, mual, keringat berlebih, gemetar atau bergetar, kesulitan berbicara, pusing, detak jantung yang cepat.
Sedangkan gejala psikologis seseorang mengalami phobia sosial dapat berupa, sangat mengkhawatirkan situasi sosial, mengkhawatirkan selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum suatu peristiwa, menghindari situasi sosial atau mencoba berbaur dengan latar belakang jika Anda harus hadir, khawatir tentang mempermalukan diri sendiri dalam situasi sosial, khawatir bahwa orang lain akan melihat Anda stres atau gugup, membutuhkan alkohol untuk menghadapi situasi sosial, absen sekolah atau bekerja karena kecemasan.
Gejala kecemasan sosial mungkin tidak terjadi di semua situasi. Anda dapat memiliki kecemasan terbatas atau selektif. Misalnya, gejala hanya dapat terjadi ketika Anda makan di depan orang atau berbicara dengan orang asing. Gejala dapat terjadi di semua lingkungan sosial jika Anda memiliki kasus yang ekstrem.
Lalu apa Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial? Penyebab pasti dari fobia sosial tidak diketahui. Namun, penelitian saat ini mendukung gagasan bahwa itu disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan dan genetika. Pengalaman negatif juga dapat berkontribusi terhadap gangguan ini, termasuk intimidasi, konflik keluarga, pelecehan seksual, kelainan fisik seperti ketidakseimbangan serotonin dapat menyebabkan kondisi ini.
Serotonin adalah zat kimia di otak yang membantu mengatur suasana hati. Amigdala yang terlalu aktif (struktur di otak yang mengendalikan respons rasa takut dan perasaan atau pikiran gelisah) juga dapat menyebabkan gangguan ini.
Gangguan kecemasan bisa terjadi dalam keluarga. Namun, para peneliti tidak yakin apakah phobia sosial ini benar-benar terkait dengan faktor genetik. Sebagai contoh, seorang anak mungkin mengembangkan gangguan kecemasan dengan mempelajari perilaku salah satu orang tua mereka yang memiliki gangguan kecemasan. Anak-anak juga dapat mengalami gangguan kecemasan akibat dibesarkan dalam lingkungan yang mengendalikan atau terlalu melindungi.
Dikabarkan sebelumnya, kematian Sulli diketahui setelah sang manager mendatangi rumah Sulli sore waktu Korea hari ini. Sang manager menemukan Sulli dalam keadaan tidak bernyawa di rumahnya di Seongnam, Provinsi Gyeonggi pada 14 Oktober sekitar pukul 3:21 sore waktu Korea.
Menurut kantor kepolisian setempat, managernya mendatangi kediaman Sulli setelah sang manager tidak dapat menghubungi Sulli sejak pukul 18.30 pada Minggu 13 Oktober lalu. Pihak Pemadam Kebakaran Seongnam juga melalui panggilan telepon dengan Dispatch mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan kematian Sulli sekitar pukul 15.20 waktu setempat.
“Dia sudah meninggal ketika kami tiba di tempat kejadian,” kata pihak pemadam kebakaran Seongnam.
Laporan polisi mengungkapkan bahwa Sulli meninggal karena bunuh diri setelah gantung diri di tempat tinggalnya di lantai dua. Seorang pejabat polisi menyatakan bahwa Sulli telah menderita depresi berat, meskipun tidak dijelaskan secara rinci oleh keluarga Sulli dan dan juga pihak agensi yang pernah menaungi Sulli, SM Entertainment.
Jika Kamu butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi atau Kamu melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri bisa menghubungi nomor darurat Kementerian Kesehatan di 119.