Tips, 3 Langkah Tepat Pertolongan Pertama pada Luka
- Pixabay/hans
VIVA – Banyak orang yang meremehkan luka. Misalnya luka lebam, luka gores, Luka terbakar hingga luka potong.
Selain hanya didiamkan saja, banyak masyarakat yang masih menggunakan cara-cara lama yang disarankan orang tua terdahulu.
"Misalnya luka bakar diberi odol, diludahi, atau didiamkan saja hingga kering sendiri. Padahal cara-cara itu justru tidak dianjurkan. Itu mitos," ujar Spesialis luka dr. Adisaputra Ramadhinara, CWSP, FACCWS di acara peluncuran Hansaplast Jumbo di Yogyakarta 11 Oktober 2019.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masyarakat banyak yang belum teredukasi bagaimana menangani luka.
"Dengan cara-cara itu justru memperparah luka dan meninggalkan bekas. Luka bisa saja infeksi karena tidak ditangani dengan baik."
Biar tak lagi salah kaprah, dr Adi memberikan langkah-langkah tepat bagaimana melakukan pertolongan pertama pada luka. Berikut ini rangkumannya.
Pertama, perhatikan lukanya
Luka apa yang kamu alami, apakah tergores, tertusuk, lebam, dan seberapa lebar dan panjang.
"Misalnya luka gores yang tak terlalu banyak mengeluarkan darah, atau Luka bakar derajat 2 (misalnya terkena cipratan minyak, knalpot) bisa langsung ditangani sendiri," ujar dr Adi.
Kedua, bersihkan luka
Membersihkan luka juga tidak main-main. Sebaiknya hindari bersihkan luka dengan alkohol.
"Alkohol memang bisa membunuh bakteri, namun ia bersifat keras dan bisa merusak kulit. Di lain sisi dia juga menyebabkan rasa tidak nyaman (perih)."
Dr Adi menyarankan untuk menggunakan antiseptik yang aman untuk kulit, tidak berwarna dan tidak berbau.
Prinsipnya luka harus dibersihkan yang ideal kita berupaya membersihkan luka dengan antiseptik, karena kita tahu yang namanya luka akan ada akses nantinya untuk bakteri dari luar masuk ke dalam jaringan di bawah kulit yang bisa menginfeksi dan membuat komplikasi lebih jauh. Karena sedapat mungkin kita bersihkan dengan antiseptik.
Untuk luka bakar, setelah terkena panas sebaiknya dikucurkan di air mengalir.
"Kucurkan di bawah air mengalir selama 15-20 menit untuk membuang panasnya. Sehingga nanti dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat panas itu bisa diminimalkan agar efeknya tidak kemana-mana tidak lebih jauh. panas dan terbakar kulit, setelah itu baru ditangani."
Ketiga, tutup luka
Dalam praktek sehari-hari ia banyak menemui pasien yang bertanya apakah luka sebaiknya dibiarkan terbuka agar cepat kering? Ternyata anggapan itu juga salah.
"Normalnya kulit kita itu lembap bukan kering. Saat luka terjadi kita memberikan waktu untuk jaringan kulit menutup seperti sedia kala," ujarnya.
Di saat yang bersamaan, kita perlu menggantikan kulit yang hilang itu dengan penutup luka yang dianjurkan misalnya seperti plester, supaya tetap lembap sehingga luka itu butuh ditutup.
"Setelah dibersihkan dengan antiseptik, sebaiknya tutup luka dengan plester. Hindari penggunaan kain kasa karena rongga kain kasa masih memberi celah untuk bakteri," tutupnya.