Buat yang Bermental Lemah, Dokter Gak Sarankan Nonton Joker
- Warner Bros.
VIVA – Film Joker masih menjadi perbincangan hangat di manapun. Gambaran masa lalu Joker yang kelam dan penuh dengan kekerasan membuat film ini tak bisa ditonton oleh sembarang orang.
Di Indonesia, film Joker diberi tanda khusus di mana hanya boleh ditonton oleh mereka yang berusia 18 tahun ke atas atau kelompok dewasa. Meski begitu, ternyata pada kelompok dewasa pun tak bisa semua orang menontonnya.
Menurut dokter spesialis kejiwaan, dr. Heriani, SpKJ(K), pada beberapa orang yang kerap mendapatkan kekerasan atau tekanan secara verbal, film Joker tak tepat untuk ditonton. Sebab, hal ini bisa membuat perasaan sedih dan takut kembali muncul.
Baca juga:Â Tiba-tiba Tertawa Tak Terkendali Seperti Joker, Waspada Gangguan Ini
"Film Joker hanya boleh ditonton orang dewasa yang kuat secara mental. Kalau pernah abuse (kekerasan) waktu kecil takut men-trigger (merangsang melakukan hal yang sama)," ujarnya dalam temu media di IMERI FKUI, Jakarta, Rabu 8 Oktober 2019.
Dokter Heriani menjelaskan, akting dari aktor Joaquin Phoenix dalam memerankan Joker sangat mendalami sosok tersebut. Terlebih, musik latar dari film Joker membuat suasana film semakin terasa 'dark'.
"Lagu-lagunya juga mendukung, apalagi yang lagu Smile. Aktingnya pemerannya juga. Kalau yang nonton enggak punya siapa-siapa dan dulunya pernah begitu (mendapat kekerasan), nanti malah jadi inget hal yang dulu," kata dia.
Selain itu, dokter Heriani menilai film Joker terasa begitu nyata bagi penonton. Tak heran, perilaku kekerasan dan kriminal yang dilakukan Joker rentan hadir dalam pikiran seseorang.
"Saking bagusnya kaya realita. Masyarakat tertindas yang enggak bisa mengontrol ikut mengidolakan dia (Joker). Itu mengkhawatirkan," jelasnya.