Gak Bisa Lepas Medsos, Gejalanya Mirip Kecanduan Pornografi
- Pexels
VIVA – Media sosial sudah menjadi bagian hidup kaum urban yang sulit dilepaskan. Sudah menjadi hal yang biasa jika di sela-sela aktivitas, diselipkan kegiatan mengintip media sosial dengan alasan untuk mencari inspirasi.
Sayangnya, tak sedikit yang akhirnya melakukan kegiatan melihat media sosial sebagai sebuah kewajiban bahkan hingga kecanduan. Terlebih, candu akan media sosial tak bisa dianggap sepele karena hal itu sama seperti adiksi pada obat terlarang.
"Yang disasar adalah sistem di otak. Adiksi pada media sosial sama seperti adiksi pornografi dan narkoba karena yang disasar sistem limbik atau reward sistem," ujar Sekretaris PP PDSKJI, dr. Agung Frijanto SpKJ., dalam temu media di Gedung Kemenkes RI, Senin 7 Oktober 2019.
Menurut dokter Agung, adiksi tersebut memiliki efek yang sama seperti pornografi dan narkoba di mana ketika tubuh merasa nyaman maka akan dilakukan berulang-ulang. Bukan tak mungkin bahwa kecanduan pada media sosial sudah menyelinap masuk ke tubuh tanpa disadari.
"Gejalanya kualitas hidup menurun misal tidak mau sekolah atau bolos sekolah, perilaku menentang orangtua dan guru. Hari-harinya hanya dipenuhi untuk memenuhi keinginan ketergantungannya," kata dia.
Pun demikian ketika seseorang yang telah ketergantungan itu diberhentikan dari aktivitas media sosialnya, tubuhnya akan sakau seperti pada mereka yang kecanduan obat terlarang. Sehingga kondisi ini memerlukan penanganan medis dan dukungan keluarga.
"Kalau setop bisa teriak-teriak karena seperti sakau atau gejala putus zat. Pencegahan agar tidak kambuh dengan berobat ke faskes, dibatasi medsos, terapi perilaku, dan edukasi pada keluarga," terangnya.