Dendy Mikes Meninggal karena Serangan Jantung Usia Muda, Apa Sebabnya?

Dendy Mikes
Sumber :
  • Instagram @dendy_mikes

VIVA – Duka mendalam datang dari kepergian vokalis band Mike’s Apartment, Dendy atau yang dikenal dengan Dendy Mikes. Dendy meninggal dunia pada hari Minggu, 6 Oktober 2019, pukul 18.20 WIB di rumah sakit. Belakangan diketahui bahwa Dendy meninggal karena serangan jantung. 

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Hal ini menjadi pertanyaan sejumlah pihak, karena usia Dendy Mikes masih cukup muda. Namun, fenomena ini sebenarnya bukanlah hal yang baru.

Menurut Data Kementerian Kesehatan, penyakit jantung mulai menyerang mereka yang berusia 25-29 tahun. Dokter Spesialis Jantung dan pembuluh Darah, dr. Johan Winata, Sp.JP (K), FIHA, juga mengatakan bahwa angka stroke dan penyakit jantung di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Selain itu, usia penderitanya pun semakin dini.

Tanpa Obat-obatan, Zaidul Akbar Ungkap Cara Agar Terhindar dari Stroke dan Penyakit Jantung

“Angka stroke dan penyakit jantung semakin tahun angkanya semakin tinggi dan yang lebih mencengangkan adalah penderita penyakit jantung juga semakin dini, semakin muda,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu. 

Dia mengungkapkan, beberapa faktor penyebab tingginya angka penyakit jantung di Indonesia meliputi jumlah orang yang mengonsumsi buah dan sayur masih rendah. Kebanyakan anak muda lebih suka mengonsumsi roti, padahal kalorinya tinggi.  

Terpopuler: Zodiak Sagitarius Hati-hati dengan Rekan Kerja Anda, hingga Gejala Awal Penyakit Jantung

Sementara itu, hal yang sama juga dibuktikan studi yang  akan dipresentasikan pada 17 Maret di pertemuan sesi ilmiah tahunan American College of Cardiology di New Orleans. Studi tersebut menyatakan bahwa penyakit jantung ini memiliki dampak yang sama seperti mereka yang sekitar 10 tahun lebih tua.

"Dulu sangat jarang melihat orang di bawah usia 40 tahun datang dengan serangan jantung dan beberapa dari orang-orang ini sekarang berusia 20-an dan awal 30-an," kata penulis studi senior Dr. Ron Blankstein, seorang ahli jantung preventif di Brigham and Women Hospital di Boston.

Menuruntnya, kini tren penyakit jantung memang mengarah ke sana. Dalam studi tersebut, para peneliti melihat data dari sekitar 2.100 pasien serangan jantung berusia 50 tahun dan lebih muda yang dirawat di salah satu dari dua rumah sakit besar antara tahun 2000 dan 2016.

Secara keseluruhan, sekitar 1 dari 5 pasien, atau 20 persen, berusia 40 atau lebih muda. Tetapi selama 10 tahun terakhir studi, proporsi pasien usia 40 tahun dan lebih muda meningkat sekitar 2 persen setiap tahun, kata para peneliti.

Selain itu, pasien berusia 40 tahun ke bawah lebih mungkin untuk meninggal setelah serangan jantung mereka dibandingkan dengan mereka yang berusia 41 hingga 50 tahun. Ini artinya, usia yang lebih muda belum tentu melindungi seseorang setelah serangan jantung.

"Bahkan jika Anda berusia 20-an atau 30-an, begitu Anda mengalami serangan jantung, Anda berisiko mengalami lebih banyak kejadian kardiovaskular, dan Anda memiliki risiko yang sama besarnya dengan seseorang yang mungkin lebih tua daripada Anda," kata Blankstein dikutip laman Livescience.

Baik kelompok usia muda dan yang lebih tua dalam penelitian ini memiliki tingkat faktor risiko tradisional yang sama untuk penyakit jantung, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, merokok dan riwayat keluarga dengan serangan jantung.

Tetapi dibandingkan dengan mereka yang berusia 41 hingga 50 tahun, mereka yang berusia 40 tahun ke bawah lebih cenderung melaporkan penyalahgunaan narkoba, termasuk penggunaan ganja dan kokain. Secara khusus, 18 persen dari mereka dalam kelompok yang lebih muda melaporkan penyalahgunaan zat, dibandingkan dengan 9 persen dari mereka dalam kelompok yang lebih tua.  

Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan narkoba dapat berkontribusi terhadap tren serangan jantung di kalangan orang dewasa muda, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Pasien yang lebih muda juga cenderung lebih sedikit untuk menggunakan aspirin dan statin setelah mengalami serangan jantung. Temuan ini, kata para peneliti, menunjukkan bahwa dokter mungkin kurang merekomendasikan obat-obatan ini pada pasien yang lebih muda karena usia mereka.

Diperlukan lebih banyak studi untuk lebih memahami mengapa serangan jantung meningkat di kalangan anak muda. Tetapi, saran tradisional tentang pencegahan penyakit jantung masih berlaku untuk semua kelompok umur.

"Semuanya kembali ke pencegahan. Banyak orang berpikir bahwa serangan jantung ditakdirkan untuk terjadi, tetapi sebagian besar dapat dicegah dengan deteksi awal penyakit dan perubahan gaya hidup yang agresif dan manajemen faktor risiko lainnya," kata Blankstein.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya