1 Dari 8 Wanita Berisiko Idap Kanker Payudara
- Pixabay/pexels
VIVA – Kesadaran deteksi dini kanker payudara sudah seharusnya menjadi perhatian besar bagi kaum wanita. 38 dari 100 ribu perempuan Indonesia berpotensi terhadap insiden kanker payudara.
Ahli kesehatan masyarakat Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH. menyerukan pentingnya edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker payudara. Terlebih dengan meningkatnya pasien penderita kanker payudara tahap lanjut di Indonesia.
"Satu dari delapan wanita Indonesia memiliki resiko terkena kanker payudara. Kanker payudara tergolong dapat diobati apabila terdeteksi saat stadium awal," ujarnya dalam temu media di kawasan MH Thamrin, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sudah seharusnya setiap orang khususnya kaum wanita meningkatkan pemahaman pentingnya mencegah dan melakukan deteksi dini kanker payudara secara regular. Dengan begitu, kanker payudara yang terdeteksi bisa dengan mudah diobati dan mencegah penyebarannya.
"Ini untuk menghindari dari pengobatan tahap lanjut yang akan sangat menguras fisik dan mental penderita dan keluarganya," ungkapnya lagi.
Berdasarkan data GLOBOCAN/IARC 2012, kanker payudara adalah salah satu jenis kanker tertinggi pada perempuan, selain kanker leher rahim. Ada 6,6 persen dari populasi dunia yang meninggal karena kanker payudara dan 11,6 persen. terdekteksi kasus baru berdasarkan laporan WHO tahun 2018.
Cara mendeteksi dini yaitu paling mudah dengan memeriksa payudara sendiri secara rutin. Apabila ada benjolan atau bentuk yang tak biasa, bisa segera dikonsultasikan.
Selain itu, pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, bisa segera melakukan mammografi secara rutin tiap tahunnya. Mamografi sendiri merupakan cara mendeteksi sel kanker seperti USG namun lebih mendetail pada sel-sel di payudara.
Yuk rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri serta menjalani mammografi untuk mencegah kanker payudara sejak dini.