Tubuh Menyimpan Jejak Ganja hingga 3 Bulan Lamanya
- Instagram @tysonranchofficial
VIVA – Ganja di Indonesia merupakan barang ilegal, yang cenderung disalahgunakan. Bukan tanpa sebab, ganja termasuk ke dalam golongan obat-obatan terlarang yang memberi efek kurang baik pada kesehatan, fisik maupun psikis.
Ganja ternyata dapat dideteksi dalam cairan tubuh, hingga 90 hari sejak pemakaian terakhir. Tak heran, pemakaian ganja dapat dideteksi melalui beberapa tes berkaitan cairan tubuh, seperti urine hingga ludah.
Berikut beberapa tes tubuh untuk mendeteksi ganja, dan berapa lama ganja bertahan di dalam tubuh, dilansir dari laman Healthline, Selasa 1 Oktober 2019:
Urine
Pada pengguna ganja ringan, efeknya pada tubuh dan terdeteksi di urine bisa mencapai tiga hari. Sementara, pada pemakai ganja sedikit berat, yakni empat kali selama seminggu, bisa mencapai tujuh hari.
Berbeda pada pemakai ganja untuk sehari-hari, bisa terdeteksi hingga 15 hari lamanya. Lalu, pada pemakai ganja sangat berat, di mana menggunakannya beberapa kali dalam sehari, bisa terdeteksi dalam urine lebih dari 30 hari lamanya.
Darah
Ganja dapat terdeteksi di dalam darah selama dua hari. Namun pada beberapa kasus, ganja bisa bertahan hingga 25 hari di darah. Biasanya, hal tersebut terjadi pada pemakai ganja sangat berat, yang biasa mengisap beberapa batang dalam sehari.
Ludah
Menurut penelitian tahun 2014, pemakaian ganja bisa dideteksi melalui ludah hingga 29 hari pada pemakai ganja kronis, dan hanya tiga hari pada pemakai ganja ringan. Ganja dapat diserap oleh ludah saat diisap, sehingga tubuh melakukan metabolisme dalam durasi waktu tertentu hingga efeknya hilang.
Rambut
Tes folikel rambut digunakan hingga 90 hari lamanya. Setelah mengisap ganja, biasanya partikel ganja masuk ke dalam sel darah merah dan menelusup ke folikel rambut.
Karena rambut tumbuh selama 0,5 inci per bulan, setiap 1,5 inci rambut yang diambil mendekati bagian kepala dapat mendeteksi pemakaian ganja hingga tiga bulan.