Kerusuhan di Wamena, Kemenkes Kirim 40 Tim Medis
- Istimewa
VIVA – Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, menimbulkan banyak korban meninggal maupun luka-luka. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan tenaga kesehatan gabungan.
"Tenaga kesehatan kami akan dikawal oleh TNI Polri. Karena di sana tenaga kesehatan minim, tenaga kesehatan akan menjadi tenaga kesehatan gabungan, yang terdiri dari TNI, Polri dan sipil, dengan leading TNI Polri. Walaupun sudah ada dokter, tapi tim kesehatan gabungan tetap akan ada di sana untuk membantu," ujar Menteri Kesehatan Nila Moeloek di Jakarta.
Baca juga: Mana yang Berisiko Bikin Penyakit Kanker, Rokok Biasa atau Elektrik?
Nila menjelaskan bahwa tenaga kesehatan gabungan tersebut dikerahkan untuk membantu upaya pemulihan korban. Bantuan kesehatan tersebut berupa pelayanan kesehatan, penyediaan obat-obatan, serta pemulihan trauma.
"Tim gabungan gelombang pertama yang sudah diberangkatkan berjumlah 40 tenaga medis yang merupakan gabungan dari Kemkes, TNI dan Polri," tambahnya.
Total ada 31 orang dokter yang masih ada di Wamena. Mereka memilih untuk tetap berada di sana untuk membantu korban kerusuhan. Kerusuhan tidak hanya terjadi di Wamena saja, tapi juga di Ilaga, Tolikara, dan beberapa tempat lain. Itulah sebabnya, tenaga medis kurang dan dibuat tenaga gabungan di luar kota Wamena.
Sedangkan untuk logistik, Menteri Kesehatan, Nila Moeloek mengatakan telah menitipkan bantuan dengan pesawat hercules yang dikirim langsung ke Wamena.
"Sampai saat ini semua berjalan dengan baik, kami sudah memberi bantuan, panglima mengatakan kapal Soeharso juga sudah ada di sana. Kalau diperlukan tindakan, sudah bisa dilakukan di kapal ini," kata Nila.
Situasi di Wamena saat ini cukup kondusif, sedangkan operasional di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya juga berjalan normal. Kementerian Kesehatan juga mengimbau agar tenaga kesehatan di daerah tersebut tetap memakai baju kesehatan agar mudah diidentifikasi saat terjadi kerusuhan.