Kanker Mulut di Indonesia, Tertinggi Ditemukan di Provinsi Papua Barat
- Pixabay/Foundry
Saat melakukan penelitian, Dr Elizabeth sempat memberikan pelatihan bagi para dokter gigi di provinsi Papua Barat, agar mereka memiliki keterampilan bagaimana caranya melakukan skrining kanker mulut.
Tujuannya agar kanker bisa dideteksi sedari dini dan jika masih dalam kondisi pre-kanker akan masih bisa diobati.
Selama di Papua Barat, ia juga melihat pelayanan kesehatan umum masih tertinggal dibandingkan dengan Kalimantan Barat dan daerah lain yang ia kunjungi untuk penelitiannya.
"Dari fasilitas, biaya kesehatan, kemudian sumber daya manusia, seperti dokter yang kompeten, sangat minim sekali," ujarnya.
Drg Elizabeth menyatakan ketidaksetujuannya jika dikatakan jarak yang jauh menjadi penyebab ketertinggalan Papua dalam berbagai aspek, terutama soal pelayanan kesehatan.
Menurutnya yang perlu dikritisi adalah seberapa besar perhatian pemerintah pada masalah kesehatan di Papua dan apakah alokasi anggaran yang diberikan sudah tepat sasaran.
"Saya merasa mereka telah diperlakukan tidak cukup adil di berbagai aspek, terutama kesehatan yang menjadi fokus saya," ujarnya.
Dari pantauannya masyarakat Papua yang berasal dari kelas ekonomi rendah, kemudian terkena kanker mulut, maka mereka tidak memiliki pilihan lain dan "dibiarkan meninggal".
Padahal di Kalimantan Barat, penderita kanker masih bisa dikirim ke pusat kota Pontianak, di mana sudah bisa ditemukan banyak ahli kanker dan spesialis mulut.