Pentingnya Unit Hemodialisa di Layanan Emergency Rumah Sakit

Ilustrasi Kantong Darah
Sumber :

VIVA – Secara alami tubuh kita didesain mampu melakukan cuci darah secara otomatis. Namun pada pasien gagal ginjal, cuci darah bisa dilakukan dengan bantuan alat medis.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

Dilansir laman webMD, Salah satu metode yang dipilih dan dikenal orang untuk cuci darah adalah metode Hemodialisis. Dengan menggunakan mesin khusus yang menggantikan ginjal yang rusak.  

Pada proses cuci darah ini, biasanya petugas medis akan memasukkan jarum pada pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin pencuci darah. Lalu darah yang kotor akan disaring dan darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.

Kondisi Terkini Abdee Slank Usai Dirawat di RS Sebulan Lebih

Gagal ginjal merupakan penyakit serius. Pasien cuci darah akan selalu tergantung dengan alat cuci darah. Mirisnya, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita Gagal Ginjal sebesar 0,2 persen. Data Riskedas tahun 2018 meningkat menjadi 3,8 persen. Itu artinya penderita gagal ginjal selalu meningkat tiap tahunnya.

Direktur Siloam Hospitals Kelapa Dua dr. Nana Hasan, MM, MMRS mengatakan layanan Hemodialisa penting disediakan di rumah sakit yang khusus dalam layanan emergensi.

Alat Dialyzer Diproduksi Lokal, Pasien Gagal Ginjal Tak Perlu Jauh-jauh Cuci Darah

"Sejak resmi beroperasi pada Januari 2019 lalu, perkara dominasi yang kami tangani adalah emergency dengan respon cepat serta pelayanan kebidanan dan kehamilan. Keduanya merupakan layanan unggulan rumah sakit sejak awal didirikan. Juga termasuk layanan Hemodialisa," ujarnya kepada VIVA beberapa waktu lalu.

Menurut Nana Hasan, selain mengedepankan kedua layanan unggulan rumah sakit tersebut, pihaknya saat ini menyiapkan layanan kesehatan hemodialisa yang akan beroperasi jelang akhir tahun 2019. 

"Kapasitas layanan cuci darah perhari untuk 24 pasien dengan tahap awal penyediaan empat mesin Hemodialisa. Kami tinggal menunggu izin diterbitkan," ungkap Nana Hasan.

Donor Darah   Foto: Aksi Donor Darah Siloam Hospitals Kelapa Dua, Selasa (24/09) untuk mengumpulkan 100 kantong darah. 

Dikatakan Nana Hasan, sejak 2018 lalu Siloam Hospitals Kelapa Dua menerima data akan layanan hemodialisa yang belum terlayani sepenuhnya di wilayah kota Tangerang.

"Khususnya di wilayah Kelapa Dua, ada puluhan calon pasien yang kami prediksi belum terlayani secara optimal. Itu alasan kami harus meningkatkan layanan dengan membuka layanan baru yaitu unit Hemodialisa. Adapun mengenai layanan BPJS kesehatan, kami juga berharap izin dari pihak BPJS bisa diterbitkan awal tahun 2020," ujarnya.

Tak hanya itu, ada pula aksi sosial donor darah bekerja sama dengan pihak PMI kota Tangerang.  "Kami menargetkan ketersediaan 100 kantong darah dari aksi sosial tersebut dan akan diberikan kepada pihak PMI kota Tangerang. Dalam aksi donor darah tersebut, lebih dari 100 peserta yang hadir."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya