Selain ISPA, Asap Karhutla Bisa Bisa Bikin Infeksi Paru

Lokasi Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rony Muharrman

VIVA – Karhutla di beberapa wilayah di Tanah Air mulai menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit paling utama yang patut diwaspadai.

Menteri Lingkungan Hidup Optimis Dapat Tekan Angka Kebakaran Hutan dan Lahan 

Karhutla sudah menjadi salah satu bencana yang memerlukan penanganan sesegera mungkin. Di dalam asap sisa karhutla sendiri sebenarnya terdapat kandungan yang cukup berbahaya sehingga masalah kesehatan rentan menyerang.

"Ada kandungan di dalam asap yang menyebabkan racun. Jadi saluran napas tidak leluasa menghirup udara seolah tersumbat, pertukaran oksigen bisa mati karena itu. Di samping memunculkan serangan asma yang memang sudah ada," ujar dokter spesialis paru, Prof. Dr. Anwar Jusuf Sp.P(K), dalam temu media di kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Jakarta, Jumat 20 September 2019.

Raja Juli dan Kapolri Ketemu Bahas Penegakan Hukum Kehutanan

Begitu pula ketika asap karhutla yang terpapar terus menerus, membuat daya tahan tubuh menurun. Kondisi itu lantas semakin berbahaya dan membuat ISPA rentan mengintai siapa saja.

"Bisa jadi ISPA belum ada tapi asapnya bikin peradangan paru terus menerus lalu saluran napas menyempit, hipersensitif, dan produksi lendir banyak, membuat napas makin sulit. Pada kondisi ini akhirnya ISPA muncul," ujar dokter spesialis paru, DR. Dr. Anna Rozaliyani, MBiomed, Sp.P.

77,11 Hektare Lahan di Palangka Raya Terbakar dalam 10 Bulan, BPBD Ingatkan Kejadian Tahun 2015

Dengan menurunnya daya tahan tubuh, infeksi lainnya pun rentan terjadi. Tak dimungkiri, infeksi dari bakteri maupun jamur akan menggerogoti paru.

"Asap menjadi faktor pelemah daya tahan tubuh. Dengan asap ini, faktor pertahanan paru terhadap penyakit menurun karena kabut asap sehingga mudah terinfeksi jamur dan bakteri lalu bisa menyerang paru seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis," ungkap dokter spesialis paru, dr. Erlang Samoedra Sp.P.
 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati.

Dinkes Jakarta Imbau Warga Tak Panik Hadapi HMPV: Tak Seperti Covid-19

Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, menyatakan virus Human Metapneumovirus atau HMPV, bukan virus baru dan sudah dikenal di dunia medis. Untuk itu, masyarakat jangan panik.

img_title
VIVA.co.id
9 Januari 2025